Harianmomentum--Kondisi harga getah karet yang tidak stabil membuat para
petani dan pengepul di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) bingung dan resah.
Mereka berharap,
pemerintah segera dapat menstabilkan harga komoditi tersebut.
“Harga karet kalau
naik paling hanya Rp500, tapi begitu turun bisa sampai Rp1.500. Jadi bukan
petani saja yang bingung, saya dan teman-teman pengepul lainnya juga ikut
binggung, malahan banyak ruginya. Hari ini kita beli dari petani Rp3.500 per
kilogram, besok kita jual malah turun jadi Rp3000 per kilogram,”
kata Usup (40) pengepul getah karet di Tiyuh (desa) Tirtakencana,
kecamatan Tulangbawang Tengah, Kamis (13/7).
Menurut dia,
ketidakstabilan harga getah karet sudah terjadi sejak dua tahun lalu. “Dulu
sebelum tahun 2015, harga karet stabil. Sekarang sudah dua tahun ini, harganya
sulit diprediksi. Tapi mau bagaimanan lagi, ini satu-satunya mata pencaharian
saya untuk menghidupi keluarga,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Nur (50) petani karet di Tiyuh Tirtamakmur. “Kalau
sekarang karet dan sawit, bisa dibilang nggak ada harga. Pulang modal
saja sudah sukur. Mudah-mudahan pemerintah bisa cepat menyelesaikan masalah
ini. Jangan sampai perekonomian warga Tubaba yang sebagain besar menggantungkan
hidup dari hasil bertani karet dan sawit, hancur,” kata Nur yang juga bertani
komoditi kelapa sawit.
Menurut dia, harga
kelapa sawit saat ini hanya Rp1.180 per kilogram di tingkat pengepul.”Harga
Rp1.180 per kilogram itu, diterima di bawah pohon. Kalau dia (pengepul) ambil
sendiri dari pohon, harganya Cuma Rp1.340 per kilogram,” ungkapnya. (frk)
Editor: Harian Momentum