UBL Konsisten Cetak Calon Enterpreuner dan Pemimpin di Era Digital

img
Kuliah Umum Building Leadership Capability in Digital Era bersama Direktur Konstruksi PT Telkom Indonesia Akses, Ir. Erikson Sianipar, MM di aula Gedung F, Kampus A, Drs. H. RM. Barusman, Jumat (21/7). Foto: Istimewa

Harianmomentum--Bentuk konsistensi Universitas Bandar Lampung (UBL), dalam mencetak para mahasiswa sebagai calon enterpreuner dan pemimpin handal di era digital.

 

Itu terlihat dari digelarnya Kuliah Umum (kulum) Building Leadership Capability in Digital Era bersama Direktur Konstruksi PT Telkom Indonesia Akses, Ir. Erikson Sianipar, MM oleh Pusat Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (PPIK) di aula Gedung F, Kampus A, Drs. H. RM. Barusman, Jumat (21/7).

 

Kulum Kepemimpinan di Era Digital dibuka oleh Wakil Rektor II Bidang Administrasi Drs. Harpain, MAT, MM, mewakili Rektor UBL Dr. Ir. M. Yusuf. S. Barusman, MBA. Turut dihadiri Kepala PPIK Ir. Indriati Agustina Gultom, MM beserta jajaran ; Wakil Biro Marketing, Humas dan Kerjasama (BMHK) Bery Salatar, S.Pd, MM beserta jajaran, para dosen, alumni hingga ratusan mahasiswa beasiswa UBL. 

 

Harpain menyebut kulum ini bernilai positif. Tidak hanya berisikan wejangan, materi, informasi, konten pendidikan, hingga pengalaman dari pemateri. Terlebih, acuannya sesuai isu terkini. Penempaan hardskill dan softskill selama kuliah harus ditunjang mental kepemimpinan dan pengalikasian komputerisasi yang baik. 

 

“Kedua tuntunan yang dilandaskan implementasi logika ini, sangat menentukan kematangan lulusan kampus (UBL) diterima didunia kerja. Bahkan, sebagai pencetak lapangan kerja (enterpreuner) profesional,” terangnya.

 

Tak lupa, Harpain membawa pesan Rektor UBL yang berharap dari kulum ini sivitas akademika UBL dapat tampil sebagai pemimpin, yang menguasai aplikasi teknologi. Terlebih, kedua hal ini menjadi prestise Karena fungsinya, tak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga pedoman hidup manusia.

 

“Pengembangannya di kampus terlihat peran UBL membangun digital kampus, dua tahun terakhir INI. Dari sisi implementasi digital office, digital project, sampai digital academic. Semua ini kita lakukan bertahap. Kedepannya, kita (UBL) berharap langkah ini didukung PT Telkom Indonesia, dengan mengintensifkan berbagai kerjasama setelah (kuliah umum) ini,” harapan Rektor.

 

Dalam pemaparannya, Erikson menyebut peran kepemimpinan, enterpreuner dan pengusaan digital harus dimiliki mahasiswa UBL. Karena dapat membangun budaya kualitas, menumbuhkan nilai prestise kampus. Hingga terbangunnya karakter dan mindset kemandirian mahasiswa.

 

“Hasilnya akan terlihat secara komperehensif dari sisi motivasi, keaktifan, konektivitas, dan keperdulian yang terbangun dari faktor internal dan eksternal para mahasiswa,” imbuhnya.      

 

Pria asal Hutagalung, Sumatera Utara, 14 November 1963 ini menyebut dengan mahasiswa digenerasi Z, yang dominan pengguna gadget perlu adanya upaya untuk membangun mindset berbasis digital yang dekat dengan kehidupan kampus dan sekitar. “Bentuknya membangun networking agar memudahkan bersosialisasi dan mendapatkan pengetahuan yang luas,”jelasnya.

 

Dalam sisi teknisnya, Erikson menyebut ada beberapa langkah agar para mahasiswa dapat menjadi pemimpin diera digital, yakni mampu mendefinisikan visi dan strategi digital, memiliki kompetensi digital, kolaborasi pola kepemimpinan, aktif diorganisasi kampus, menumbuhkan multiskill, menghargai perbedaan, aktif mengaplikasi digital, memiliki kemitraan dibidang human resources (HR) dan IT, dapat selalu menyegarkan lingkungan sosial serta mendapatkan pengakuan serta penghargaan berbagai pihak. 

 

“Tapi, efek era digital ini menjadikan mahasiswa memasuki situasi VUCA Zone (digital destructive), yang bersifat masa depan generasi sangat kompleks, bergejolak dan tidak bisa diprediksi dengan pasti. Untuk itu, para pemimpin di era digital harus memperhatikan keterbutuhan teknologi sesuai  dengan sumber daya-nya,” jelasnya.

 

Ditutup kesimpulan Ir. Indriati Agustina Gultom, MM yang didapuk sebagai moderator. Dia menyebut ada kriteria lain pemimpin diera digital bisa sukses. “Harus berbeda secara positif, mampu berkoneksi (bekerjasama) dengan banyak pihak, dapat mengakomodir soft dan hardskill agar bermanfaat bagi orang lain hingga senantiasa menumbuhkan kesuksesan bersama banyak pihak,” tukasnya. (rls)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos