Harianmomentum--Komisaris
Utama PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), Anton Priyono angkat bicara soal kasus
dugaan mengoplos beras subsidi menjadi beras premium, di Gudang beras Bekasi
belum lama ini.
Menurut Mantan Menteri
Pertanian era SBY ini, tuduhan tersebut merupakan fitnah besar. Lagian,
varietas IR 64 itu, varietas lama yang sudah digantikan dengan varietas yang
lebih baru yaitu Ciherang, kemudian diganti lagi dengan Inpari,
"Jadi di lapangan
IR 64 itu sudah tidak banyak lagi. Selain itu, tidak ada yang namanya beras IR
64 yg disubsidi, ini sebuah kebohongan publik yg luar biasa. Yang ada adalah
beras raskin, subsidi bukan pada berasnya tapi pada pembeliannya, beras raskin
tidak dijual bebas, hanya utk konsumen miskin," terang dia dalam surat elektronik
yang diterima redaksi, Sabtu (22/7).
Anton menjelaskan, dalam
dunia perdagangan, ada beberapa jenis beras, yakni medium dan beras premium,
SNI untuk kualitas beras juga ada, yang diproduksi TPS sudah sesuai SNI untuk
kualitas atas.
"Kalau dibilang
negara dirugikan, dirugikan dimananya? Apalagi sampai bilang ratusan trilyun,
lha wong omzet beras TPS saja hanya Rp 4 T per tahun, lagi-lagi kapolri
melakukan kebohongan publik. Apa gak takut azab akherat ya?" terang dia.
Mengenai tuduhan menjual
diatas HET, juga disoroti Anton. Tuduhan tersebut tidak bijak lantaran beberapa
hal. Pertama, SK mendag mengenai HET beras baru ditandatangani dan berlaku 18
Juli, sementara, tanggal 20 Juli sudah diterapkan ke PT IBU, tidak kepada yang
lain dan tidak diberikan waktu untuk melakukan penyesuaian.
"HET 9000 itu
terlalu rendah karena harga rata-rata beras saja sudah diatas Rp 10 ribu, perlu
dievaluasi lagi, selain itu tetap harus dibedakan antara beras medium dan beras
premium karena kualitasnya berbeda," jelasnya.
Mengenai kandungan gizi,
terang Anton, ada ketidakpahaman yang membedakan antara kandungan gizi dengan
angka kecukupan gizi.
"Satu lagi,
pemberitaan menyimpan 3 juta ton beras atau membeli beras 3 juta ton beras, itu
jelas ngawur karena kapasitas terpasang seluruh pabrik TPS hanya 800 ribu
ton," tandasnya. (rmol)
Editor: Harian Momentum