PERHELATAN pesta olahraga negara-negara se-Asia
Tenggara bertajuk SEA Games ke-29 di Malaysia tahun 2017, resmi dibuka beberapa
saat lalu. Kegemerlapan pesta pembukaan di Stadion Bukit Jalil, Malaysia, Sabtu
(19/8) tersaji indah yang diikuti oleh defile 11 negara kontestan.
SEA
Games 2017 kali ini mempertandingkan 38 cabang olahraga dengan total 404 nomor
pertandingan yang diikuti oleh kurang lebih 4888 atlet. Dibalik gemerlapnya
pesta pembukaan, ternyata tersimpan luka yang sangat mendalam bagi bangsa
Indonesia, pasalnya panitia setempat sangat teledor kala memasang bendera
Merah-Putih yang merupakan lambang negara, terbalik menjadi Putih-Merah.
Kondisi itu ditemukan pada buku yang menjadi souvenir di ajang pembukaan SEA
Games 2017.
Pemerintah
Indonesia akan mengajukan protes kepada Panitia Penyelenggara SEA Games (MASOC)
sehubungan dengan bentuk bendera Indonesia yang terpampang di buku panduan SEA
Games XXIX. Pada Majalah yang dimasukkan dakam goodiebag souvenir pembukaan SEA
Games XXiX di halaman 80 terpampang bendera dalam bentuk kotak tanda panah
berwarna Putih Merah.
Situasi
ini juga mendapat reaksi keras dari Kementerian Pemuda dan Olahraga
(Kemenpora). Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto mengatakan bahwa setiap negara tuan
rumah harus sensitif terhadap simbol dan lambang-lambang negara, karena ada
aturan konvensi internasional tentang itu.
Lebih lanjut pria yang juga pernah menjabat sebagai juru bicara Kemenpora itu mengatakan bahwa dalam tahap pertama, CdM Indonesia bisa melakukan nota permintaan klarifikasi pada OC Malaysia, mengapa hal tersebut bisa terjadi. Jika terungkap faktanya (ada kemungkinan mereka berkilah macam-macam alasan), maka Indonesia melalui KBRI bisa mengajukan nota keberatan, mulai dari yang soft hingga yang hard tergantung tingkat kesalahan mereka.
Insiden salah cetak bendera
dalam buku panduan SEA Games 2017 juga telah disorot banyak media asing. Media
asal Inggris, Daily Mail, mengulasnya dengan judul "SEA Games: Oops!
Malaysia upsets Indonesia with flag blunder". Dalam tulisan
itu, disebutkan bahwa pihak Malaysia dengan segera meminta maaf. Menteri Pemuda
dan Olahraga Negeri Jiran, Khairy Jamaluddin, secara pribadi mendatangi Menteri
Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi di hotelnya.
Sementara itu media
Singapura, Channel
News Asia, mengangkat soal permintaan maaf Malaysia atas kesalahan
tersebut. "Mewakili pemerintah Malaysia, kami ingin menyampaikan
permintaan maaf kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia," ujar Menteri
Luar Negeri malaysia, Anifah Aman, dalam sebuah pernyataan seperti yang
dilansir media tersebut.
Masih dari media Singapura, The Straits Times, juga membahas soal permintaan maaf Malaysia kepada Indonesia. "Penyelenggara SEA Games Malaysia telah meminta maaf kepada Indonesia setelah benderanya dicetak terbalik dalam buku panduan, yang memicu kemarahan dan komentar pedas di media sosial." Dalam tulisan berjudul "SEA Games: Malaysia sorry for Indonesia flag gaffe" itu, The Straits Times mengutip permintaan maaf penyelenggara SEA Games yang dikeluarkan dalam sebuah pernyataan.
Media asal Amerika Serikat, ABC News,
mengangkat soal permintaan maaf Malaysia dengan tulisan berjudul "Malaysia apologizes
for showing Indonesia's flag as Poland's". Dalam tulisan itu, ABC News
mengutip pernyataan Khairy yang mengatakan akan mengoreksi dan mencetak ulang
buku panduan itu. Dengan judul "Indonesia in flag flap with Malaysia at Games",
Al Jazeera juga
membahas soal kesalahan Malaysia yang memicu kemarahan Indonesia.
Bagaimanapun juga, sorotan
media asing tersebut juga telah membuat Indonesia menjadi malu jika Malaysia
melalui Kepala Negaranya (tidak cukup melalui Menlu atau Menpora Malaysia)
meminta maaf dan menelusuri ada tidaknya kesengajaan dibalik kasus yang dapat
memancing bergeloranya skeptis dan sinisme masyarakat Indonesia terhadap
Malaysia.
Sementara itu, hacker atau
peretas yang mengatasnamakan Indonesian Hacker Rules, meretas laman www.kualalumpurmalaysia.com
yang diduga milik Malaysia. Peretasan ini diduga menyusul kasus bendera
Indoensia dalam buku panduan Sea Games 29 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Seperti penelusuran Liputan6.com, Senin (21/8), tampilan
desktop laman tersebut berisi kalimat bernada peringatan, "Bendera
Negaraku Bukanlah Mainan". Selain kata-kata tersebut, sebagian laman
tersebut juga menampilkan layar hitam, dengan latar foto buku panduan Sea Games
Kuala Lumpur. Sejumlah nama akun diduga anggota Indonesian Hacker Rules juga
ditampilkan di laman tersebut. Tak hanya itu, lagu Indonesia Tanah Air Beta
juga turut menjadi suara latar laman ini.
Memancing
Sentimen Anti Malaysia
Walaupun pemerintah Malaysia
telah meminta maaf terhadap Indonesia, namun hal tersebut tidaklah cukup dengan
kata “meminta maaf” namun Malaysia harus menindaklanjuti permintaan maaf
tersebut melalui jalur hukum dengan menyelidiki siapa pelakunya, apa motifnya,
siapa aktor intelektualnya dll baik tindakan tersebut disengaja atau tidak.
Selama ini banyak aktivitas
Malaysia yang telah memancing munculnya sentimen anti Malaysia seperti tindakan
sewenang-wenang mereka terhadap TKI ilegal, mutu kepemimpinan wasit asal
Malaysia, Nagor Amir Noor Mohamed. Dia adalah wasit yang memimpin pertandingan
yang dimainkan di Stadion Selayang, Selangor (20/8/2017).
Keputusan-keputusannya dianggap cukup kontroversial dan cenderung merugikan
kubu Indonesia. Semisal, pada menit ke-11, ia dinilai tidak jeli melihat
handball yang dilakukan pemain bek Timor Leste, Andelino De Oliveira, dalam
kotak penalti saat tendangan bebas untuk Tim Garuda Muda. Disamping itu, wasit
kelahiran 2 Mei 1983 ini malah memberikan kartu kuning ke Evan Dimas yang
akibatnya absen melawan Vietnam. Wasit Nagor juga pernah pula memimpin
pertandingan yang melibatkan tim Indonesia, dan cenderungan merugikan
Indonesia. Kontingen Indonesia harusnya memprotes masalah ini, dan bahkan kalau
perlu menolak pertandingan jika dipimpin wasit Malaysia.
Malaysia sebagai tuan rumah
akan dicatat sejarah akibat keteledorannya mencetak secara terbalik bendera
Indonesia, termasuk akan dicatat juga jika Sea Games Malaysia diwarnai banyak
kecurangan, kealpaan ataupun ketidakadilan. Jangan sampai melalui Sea Games
yang seharusnya memperkuat ASEAN, malah menimbulkan sinisme dan sentimen antar
ASEAN. Malaysia harus dapat menjaga amanah dengan baik. (*)
*) Penulis adalah pemerhati
masalah strategis Indonesia. Tinggal di Tabanan, Bali.
Editor: Harian Momentum