PEMERINTAH Jokowi – JK dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang mengalami perbaikan
yaitu 5,1 % pertahun dan diproyeksikan akan meningkat lagi karena memiliki
komitmen yang serius dan tidak melakukan eksperimen baru ketika menghadapi
pertumbuhan ekonomi yang menurun. Komitmen yang serius tersebut tercermin dari
program IMEP (Infrastruktur, Maritim, Energi, Pertanian) yang dicanangkan oleh
pemerintah.
Selain komitmen, pemerintah juga memiliki kredibelitas
dan kecakapan untuk membangun diatas dasar pondasi politik yang kokoh yang
dapat terwujud harmonisasi komunikasi politik diwilayah parlemen sehingga
berkontribusi mendukung kebijakan politik pemerintah. Pembuat kebijakan
mengerti bahwa, pertumbuhan tidak hanya terjadi secara mendadak namun berdasarkan
prinsip pengorganisasian politik ketika mulai memegang kekuasaan pemerintah.
Dalam bukunya yang terkenal,
The Mystery of Capital : Why Capitalism Thriumphs in the West and Fails
Everywhere Else (2000), Hernando de Soto menyatakan, salah satu prasyarat yang
dibutuhkan untuk memberikan kesempatan masyarakat miskin mengembangkan usahanya
adalah reformasi hak kepemilikan, yaitu jaminan kepemilikan aset yang
terdokumentasi atau sah yang bisa dijadikan modal untuk bersaing di sektor
perekonomian.
Pertayaan adalah dapatkah
pemerintah mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga tahun
2019 dengan mengutamakan kepentingan rakyat terlibat penuh dalam pembangunan?
Dengan tidak melibatkan rakyat akan menyebabkan ketimpangan, padahal
berdasarkan laporan The World Development yang disampaikan Rodriguez
(2000) berjudul Inequality, Economic Growth and Economic Performance
melihat ketimpangan membawa efek kepada pertumbuhan ekonomi (PDB) dan kinerja
perekonomian.
Mengejar Pertumbuhan Ekonomi
Editor: Harian Momentum