Harianmomentum--Polri lamban dalam menindaklanjuti kasus Saracen. Hal ini berpotensi membuat pihak-pihak yang diduga terlibat sekaligus aktor intelektualnya menghilangkan jejak.
Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW),
Neta S. Pane, prioritas Polri sekarang adalah segera membongkar dan menciduk
orang-orang yang membiayai Saracen. Lalu, menciduk pihak-pihak yang pernah
memanfaatkan jasanya.
Ia menyorot nama Sunny Tanuwidjaja yang belakangan ini ramai diberitakan di
media sosial dan media massa terlibat membiayai Saracen. Sunny sendiri adalah
orang dekat mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki T. Purnama atau Ahok. Ia pernah dicegah ke luar negeri oleh Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) karena tersangkut kasus Reklamasi Pantai Utara
Jakarta. Sunny menjadi jembatan antara Pemprov DKI Jakarta dengan pengembang
maupun DPRD.
"Pemeriksaan Sunny sekaligus untuk mengklarifikasi keterlibatannya. Dengan
demikian diketahui apa motifnya. Apakah Saracen pernah dimanfaatkan dalam
kegaduhan Pilgub Jakarta kemarin?" tutur Neta seperti diukutip Berita
Politik RMOL, Sabtu (2/9).
Dia mengatakan, langkah cepat Polri sangat diperlukan. Dengan demikian,
pihak-pihak yang terlibat Saracen tidak memanfaatkan situasi menjelang Pilkada
Serentak 2018, terutama Pilgub Jawa Barat dan Jawa Timur yang berpotensi
"panas".
"Jika Polri sudah berhasil menciduk penyandang dananya, orang-orang yang
terlibat di Saracen dipastikan akan tiarap. Tapi jika penyandang dananya masih
berkeliaran, orang-orang Saracen akan terus bermanuver dengan wujud yang
lain," ujarnya.
Untuk itu, Polri harus serius membongkar kasus Saracen. Semua yang terlibat
dalam jaringan Saracen harus diproses hukum. Ia menyebut Saracen sebagai
sindikat kejahatan politik tingkat tinggi.
Selain itu, ia yakin orang-orang di balik Saracen tidak hanya terlibat karena
faktor ekonomi. Tapi, ada "grand strategy" bermotif politik dengan
cara pembunuhan karakter dan adu domba.
"Ujung-ujungnya hendak melakukan benturan dan konflik sosial politik baik
di lapisan bawah maupun lapisan atas masyrakat. Polri perlu bertindak cepat
memeriksa orang-orang yang terlibat. Jangan tebang pilih," pungkas Neta
Pane. (ald)
Editor: Harian Momentum