Harianmomentum--Pemerintah Kota (Pemkot) Metro menurunkan 267
personel gabungan: Pol PP, Polres , Kodim 0411, dinas perdaganan, dinas
perhubungan dan satuan pengamanan pasar, untuk mengamankan
proses pengosongan lokasi pedagan kaki lima (PKL), Rabu (6/9) sekira pukul 19.30 WIB.
Lokasi PKL yang
dikosongkan meliputi: kawasan Jalan Agus Salim, Lorong Pasar Cenderawasih
atau Eks Kopindo, Mega Mall, kawasan Jalan Cut Nyak Dien dan
Terminal
Kasat Pol PP Kota Metro
Imron mengatakan untuk mengamankan proses pengosongan lokasi PKL itu, personel
gabungan dibagi menjadi dua tim.
Tim pertama mengamankan
lokasi di lorong Pasar Cenderawasih atau Eks Kopindo dan Mega Mall. Sedangkan
tim kedua mengamankan lokasi di kawasan Jalan Agus Salim dan Cut Nyak Dien.
"Jadi kita
masing-masing mengawal para pekerja untuk membongkar lapak PKL. Nanti titik
temunya di terminal," kata Imron.
Dia juga mengatakan,
personel gabungan tetap mengedepankan kesatunan dalam melaksanakan tugas
pengamanan pengosongan lokasi PKL itu.
“Kita satu Komando. Jadi
tidak diperbolehkan dengan menggunakan cara-cara yang arogan dan
emosional. Bagaimana pun mereka adalah warga kita,"ungkapnya.
Dia menambahakan, jika
terjadi perlawanan dari para pedagang, ,pihaknya menyerahkan pada
kepolisian.
"Yang jelas, kita
akan lebih mengedepankan cara yang arif. Kalau ada perlawanan yang
arahnya anarkis, ttu ranahnya sudah pidana. Jadi biarkan pihak kepolisian
yang menanganinya," jelasnya.
Terkait, sisa material
bongkaran lapak PKL itu, menurut dia akan dititipkan di Terminal Tejoagung
dan pedagang yang mau mengambil dipersilahkan.
"Setelah
penertiban, nanti akan ditempatkan personel disana selama tujuh hari. Kemudian
petugas juga akan ditempatkan di daerah tersebut, agar jangan dijadikan
lahan parkir liar," tegasnya.
Sementara itu, Himpunan
Pedagang Kaki Lima Metro (HPKLM) mengaku tetap pada pendirian agar diberikan
tempat yang layak untuk berdagang di seputaran Terminal Kota dan kawasan Jalan
Agus Salim.
"Untuk penertiban
malam ini, kami hanya jadi penonton saja. Kita pengurus juga sudah mengimbau
anggota untuk menerima lapak-lapak dibongkar. Kita tidak ingin ada kontak
fisik. Tujuan kami hanua berdagang," terang Azwan Ketua HPKLM.
Ia mengaku, ada sekitar
200 lebih anggota HPKLM yang terkena penertiban tersebut.
"Kita tidak ingin
ada ribut-ribut. Makanya kita nonton saja. Cuma memang, teman-teman, pedagang
sayur, itu mendesak besok pagi menyampaikan aspirasi ke wali kota. Karena
selama ini kita tidak pernah diajak diskusi," ungkapnya.
Dia berharap, ada
solusi dari walikota untuk para pedagang. Terlbih pedagang sayuranr.
"Enggak mungkin
kalau ke Kali Bunut atau Tejoagung. Bukan cuma jauh, tapi yang mau beli siapa.
Belum lagi biaya sewanya . Pedagang kecil enggak mungkin sanggup. Ada win-win
solution lah. Jangan paksakan kehendak," harapnya. (pie)
Editor: Harian Momentum