Harianmomentum--Wacana pemindahan ibu kota
Indonesia yang beberapa waktu lalu dikemukakan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
terus menggelinding serta menjadi kajian akademisi dan tokoh di berbagai daerah
yang dinilai potensial menjadi lokasi pengganti Jakarta.
Gagasan yang telah dimulai
oleh Presiden Soekarno hingga masuk kajian Bappenas di era Presiden SBY itu
juga diriset serius oleh komponen masyarakat Provinsi Lampung yang berasal dari
akademisi, legislator pusat dan daerah, organisasi profesi, aktivis, jurnalis
hingga organisasi kemasyarakatan.
Bahan kajian berjudul
'Lampung Sebagai Alternatif Pusat Pemerintahan Republik Indonesia' dihasilkan
dari focus group discussion (FGD) yang digelar di Kota Bandar Lampung pada
Agustus lalu.
"Delegasi masyarakat Lampung berkunjung ke Ketua MPR RI
Zulkifli Hasan guna melaporkan, meminta dukungan dan memohon arahan beliau
terkait rekomendasi FGD bahwa Lampung siap menjadi pusat pemerintahan RI. Bila
gagasan yang dilontarkan Presiden Jokowi hendak diimplementasikan, Lampung
mampu menunjang visi misi dari negara," jelas Andi Desfiandi, ketua
Yayasan Alfian Husin yang menjadi inisiator FGD di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (14/9).
Doktor lulusan Unpad Bandung tersebut menjelaskan, Lampung
memiliki sumber daya dan kesiapan berbagai indikator untuk menjadi ibu kota
negara. Berdasarkan kajian geopolitik, ekonomi, infrastruktur, telekomunikasi
dan informasi teknologi, sosial budaya, planologi dan lintas keilmuan yang
telah dilakukan. Lampung diyakini adalah alternatif utama untuk rencana
pemindahan ibu kota pemerintahan Indonesia.
Lanjut Andi, terkait indikator aman dari gempa dan bencana
alam, kajian mitigasi telah dilakukan tim ahli yang merekomendasikan wilayah
timur Provinsi Lampung yakni bentangan dari Kabupaten Lampung Selatan, Lampung
Timur, Lampung Tengah, Tulang Bawang hingga Mesuji sebagai wilayah yang aman.
Mengenai ketersediaan lahan, Kementerian Kehutanan dan
Lingkungan Hidup dan PTPN VII memiliki aset puluhan ribu hektar tanah yang sangat
mungkin dikonversi menjadi lahan ibu kota. Sehingga pemerintah tak perlu
keluarkan biaya pembelian tanah hingga dapat meminimalisir konflik dan
spekulan.
Kelebihan lain Provinsi Lampung yang dituangkan dalam kajian
adalah bahwa Lampung sangat dekat ke Jakarta dengan ketersediaan konektivitas
moda transportasi yang beragam sehingga memudahkan mobilisasi barang dan orang
dengan biaya lebih terjangkau.
Selain adanya empat bandara
komersial plus aset TNI yakni Bandara Radin Inten, Bandara Taufik Kiemas, Bandara
Gatot Subroto, dan Lanud Astra Ksetra juga ditunjang dengan kesiapan Pelabuhan
Bakauheni dan Pelabuhan Panjang, serta proses pembangunan jalan tol dan kereta
api trans Sumatera yang akan semakin menunjang sarana transportasi
Jakarta-Lampung.
"Jadi wacana ini memang berdasarkan kajian ilmiah, bukan
hanya mimpi semata. Kami mengajak kepada semua stakeholder pemangku kepentingan
di Lampung untuk bersama-sama berjuang mewujudkan Lampung sebagai ibu kota
pemerintahan NKRI," pungkas Andi.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua MPR Zulkifli Hasan menerima
berkas dokumen FGD sebagai bahan untuk dipelajari lebih lanjut. Dan berjanji
akan mengatur waktu untuk diskusi lanjutan dengan masyarakat Lampung.
"Hari ini saya didatangi teman-teman untuk menyampaikan
aspirasi agar Provinsi Lampung dapat menjadi ibu kota NKRI. Lampung memang
dekat dengan Jakarta, apalagi kalau nanti Jembatan Selat Sunda jadi dan
memiliki sarana prasarana prasyarat untuk menjadi ibu kota. Saya sebagai putra
daerah Lampung mendukung aspirasi teman-teman tersebut," tegasnya.
Delegasi tokoh Lampung juga telah menemui Ketua Badan
Anggaran DPR RI Aziz Syamsuddin untuk menyampaikan kesiapan Lampung menjadi
pusat pemerintahan RI.(rmol)
Daftar Tokoh Lampung yang
bertemu dengan Ketua MPR RI, Kamis (14/9) dari pukul 12.30-14.30 WIB:
1. Dr. Andi Desfiandi (Ketua Yayasan Alfian Husin)
2. KH. Soleh Badjuri (Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama
Provinsi Lampung),
3. Dr. Hasan Basri (mantan Rektor Universitas Tulang Bawang/
UTB)
4. Yuliansyah, Ph.D. (akademisi FH Unila)
5. Ary Meizari (Ketua KADIN Lampung)
6. Muzzamil (Direktur CEDPPIS)
7. Davit Kurniawan (Direktur DJ Corp)
8. Ahmad Muslimin (Ketua KPW PRD Lampung)
9. Dedy Rohman (aktivis 1998)
10. Joni Fadli (pegiat HAM)
11. Ferry Mulyadi (jurnalis)
12. Ricky Tamba (Wasekjen ProDEM/ aktivis KGM Lampung).
Editor: Harian Momentum