Harianmomentum-- Surat penetapan bakal calon gubernur (Bacagub) untuk Arinal Djunaidi oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN), membuat peta politik di Lampung berubah drastis.
Posisi petahana Gubernur Lampung M.Ridho Ficardo yang
sejatinya berpeluang besar mendapat dukungan PAN, justru terancam.
Sebab, saat ini Ridho baru mengantongi dukungan partainya
sendiri (Demokrat) yang hanya memiliki 11 kursi di DPRD Lampung.
Kondisi serupa juga terjadi pada bacagub Mustafa. Bupati
Lampung Tengah (Lamteng) itu baru mengantongi 16 kursi dari partai Nasdem (8
kursi) dan PKS (8 kursi).
Sementara, posisi Arinal Djunaidi berada di atas angin karena
mendapat dukungan dari banyak partai politik (Parpol) di Lampung.
Dengan tambahan rekomendasi dari PAN, Arinal tercatat sudah
berhasil mengumpulkan 28 kursi di DPRD Lampung dengan rincian; Golkar (10
kursi), Gerindra (10 kursi) dan PAN (8 kursi).
Posisi itu akan semakin kuat jika dua partai lainnya, PKB (7
kursi) dan Hanura (2 kursi) turut menghantarkan Arinal menuju BE 1 Lampung ke
depan.
Menurut Pengamat Politik dari Universitas Lampung (Unila),
Yusdianto, dukungan politik yang terus mengalir membuat posisi Arinal diatas
angin.
“Rekomendasi PAN yang jatuh ke tangan Arinal tentu di luar
dugaan. Situasi ini membuat peta politik di Lampung berubah 360 derajat,” kata
Yusdianto kepada harianmomentum.com, Kamis (14/9).
Menurut dia, saat ini Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang
memiliki 4 kursi di legislatif tentu menjadi incaran oleh dua petahana, Ridho
dan Mustafa.
“Jika PKB dan Hanura sudah positif ke Arinal, tentu PPP
menjadi primadona. Ridho dan Mustafa pasti akan berjuang keras untuk mendapat
tambahan kursi PPP,” jelasnya.
Yusdianto mengatakan, bagi Mustafa tambahan kursi PPP sudah
lebih dari cukup untuk menjadi bekalnya mendaftar di KPU Lampung.
Sebaliknya, Ridho juga akan berjuang mati- matian merebut PPP
untuk tambahan Demokrat. Dengan harapan, Hanura bisa juga diajak bergabung.
“Sehingga, modal awal Ridho untuk mendaftar ke KPU cukup.
Asumsinya Demokrat (11) ditambah PPP (4) dan Hanura (2) dengan total 17 kursi,”
katanya.
Yusdianto juga memprediksi jika perahu PDIP akan jatuh ke
tangan Herman HN. Hanya saja, publik masih bertanya- tanya, siapa gerangan
pendamping Herman nanti.
“Saya yakin, semua orang juga sudah memprediksi jika perahu
PDIP bakal lari ke Herman. Yang masih mengambang itu wakilnya siapa?” kata
Yusdianto. (adw/ap)
Editor: Harian Momentum