Begini Kronologis Jenazah Bayi Dibawa Angkot dari RSUDAM Versi Keluarga

img
Bayi Berlin Istana dimakamkan di belakang rumah, Dusun Labuhan Ratu Desa Gedung Nyapah, kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara. Foto: Istimewa

Harianmomentum—Lantaran terdapat perbedaan nama dalam Kartu BPJS dan tidak memiliki uang Rp 2 juta untuk memperpendek urusan itu agar bisa diantar ambulans, Delvasari terpaksa menggendong jenazah bayinya, Berlin Istana dan bersama suaminya, Ardiansyah naik angkot dari RSUDAM Bandarlampung.

 

Beruntung, ada ambulans gratis yang kemudian mengantar hingga rumahnya di Dusun Labuhan Dalam, Desa Gedung Nyapah, kecamatan Abung Timur Kabupaten Lampung Utara.

 

Ardiansyah, menceritakan awalnya dirinya sedang mengurus administrasi kepulangan jenzah anaknya. Saat itu petugas mengatakan adanya perbedaan nama yang tercantum antara kartu BPJS dengan nama yang tertera dibagian formulir pendaftaran.

 

Petugas itu mengatakan, jika terjadi hal demikian harus diurus ulang dan memakan waktu yang lama. Akan tetapi, disela-sela negosiasi oknum dari sopir ambulans meminta uang untuk memperpendek urusan tersebut.

 

"Alasannya perbedaan nama antara nama yang tertera di pendaftaran by Delpasari, dengan kartu BPJS tertera Berlin Istana," ujarnya ditemui di rumah duka, Rabu (20/9) malam.

 

Saat itu, dirinya berunding mengenai permasalah itu, dimana diketahui seorang oknum supir meminta dirinya membayar uang sekitar Rp 2 juta, dikarenakan persoalan ini jika diurus akan memakan waktu yang lama.

 

Akhirnya, karena tidak memiliki uang yang diminta, pria paruh baya ini meminta isterinya turun dari ambulan, langsung jalan naik angkot. "Isteri saya yang gendong Berlin naik angkot," ujarnya.

 

Sementara istrinya, saat itu sudah berada didalam mobil ambulans milik RSUDAM. Tetapi oleh suaminya diminta turun, karena tidak memiliki uang untuk membawa anaknya.

 

Disaat itu, perasaannya sangat campur aduk, yang jelas sedih melihat kondisi anaknya yang sudah meninggal tidak diantarkan kerumah duka. Ketika di dalam angkot, ada perempuan yang memberitahukan ada layanan ambulans gratis. Oleh sopir angkot langsung ditelepon.

"Saya sempat menunggu setengah jam datangnya ambulan di bundaran Rajabasa," ujarnya.

 

Dirinya mengatakan anaknya lahir pada 17 Agustus 2017 lalu, di RSU Ryacudu Kotabumi. Saat itu, anaknya ada benjolan di kepalanya. Karena tidak sanggup, akhirnya anaknya dirujuk ke RSUDAM.

 

Berlin, terang dia sudah dua kali konsultasi ke dokter di RSUAM. Pertama pada Jumat tanggal 25 Agustus, kedua kalinya pada Senin 18 September. Keberangkatannya kedua kalinya, menggunakan kereta api dan angkot. Saat turun naik angkot itulah, bayi Berlin mengalami kejang. "Anak Saya langsung masuk ruang Alamanda RSUAM," katanya.

 

Setiba dirumah duka, anaknya tersebut langsung dimakamkan di belakang rumahnya. Saat pemakaman berlangsung turun hujan deras.

 

Seusai pemakaman, langsung digelar tahlilan di rumah bercat hijau itu. Keluarganya mendapat bantuan dari pemerintah kabupaten, berupa uang tunai.

 

Jefri Irwansyah, sopir ambulans gratis mengatakan dirinya membawa jenazah bayi utu dikarenakan merasa iba dengan kondisi mereka. Ia langsung membawa keluarga tersebut ke rumahnya yang terletak di Dusun Labuhan dalam, Desa Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara. "Kami langsung antar ke rumah setelah dapat telepon dari orangtuanya," ujarnya.(ysn)

 






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos