Polisi Gerebek Rumah Terduga Teroris

img
Kepolisian Daerah (Polda) Lampung dibantu Satuan Brimob dan Tim Penjinak Bom menggerebek dua rumah milik terduga teroris Mustafa Zailani (52), Minggu (24/09/17)

HARIANMOMENTUM--Kepolisian Daerah (Polda) Lampung dibantu Satuan Brimob dan Tim Penjinak Bom menggerebek dua rumah milik terduga teroris Mustafa Zailani (52), Minggu (24/09/17).

 

Penggerebekan pertama dilakukan sekitar pukul 10.00 WIB di rumah istri keduanya di Jalan Bung Tomo nomor 3 Gedongair, tepatnya di depan Mapolsekta Tanjungkarang Barat.

 

Di rumah itu, polisi menemukan sejumlah bahan yang diduga digunakan sebagai peracik bom yakni; sejenis arang, anfo, sejenis sulfur, putasium, TNT (Trinitrotoluena), CAP sejenis detonator. (Selengkapnya lihat grafis).

 

Selanjutnya, polisi menggerebek rumah kedua Mustafa di jalan Ikan Sepat, Gang Kelapa nomor 65 Pesawahan, Telukbetung Selatan.

 

Dari rumah istri pertamanya itu, polisi juga menemukan sejumlah bahan serupa saat penggerebekan pertama.

 

Menurut Waluyo Ketua RT setempat, penggerebekan dimulai pada pukul 17.00 WIB melibatkan Satuan Brimob dan Tim Penjinak Bom dari Polda Lampung.

 

“Tadi banyak ditemukan bahan yang diduga sebagai peracik bom, tapi saya tidak tau jenisnya apa saja,” kata Waluyo, semalam.

 

Selain itu, polisi juga turut mengamankan sejumlah buku tentang pemahaman khilafah. 

 

Berdasarkan pantauan di lokasi, rumah yang dihuni Mustafa dan istri pertamanya telah dipasang garis polisi. 

 

Menurut dia, Mustafa dan istrinya merupakan warga yang dikenal baik dan tidak pernah membuat konflik dengan masyarakat sekitar. 

 

Tapi, keseharian Mustafa lebih banyak di masjid ketimbang di rumah bersama para jamaah Khilafatul Muslimin. 

 

"Yang saya tahu Mustafa itu pebisnis, seperti jual madu dan minyak sumbawa, tapi memang dia lebih banyak di masjid dengan jamaahnya," ujar Waluyo kepada harianmomentum.com. 

 

Dia melanjutkan, selama ini tidak pernah melihat aktifitas yang mencurigakan dari Mustafa dan keluarganya. 

 

Sebab itu, dirinya cukup kaget saat polisi menemukan adanya barang-barang yang diduga bahan untuk meracik bom. 

 

Dia menjelaskan, pemeriksaan dirumah Mustafa dilakukan dua kali. 

 

"Yang pertama tadi hanya ditemukan buku-buku tentang khilafah, tetapi setelah dilakukan pemeriksaan kembali oleh Satbrimob dan Tim Jibom Polda Lampung ditemukanlah barang yang diduga peracik bom itu," pungkasnya. 


Berawal dari Ledakan

Penggerebekan pada dua rumah milik Mustafa Zailani (52) berawal saat terjadi ledakan di rumah istri keduanya di Jalan Bung Tomo, Kelurahan Gedongair Tanjungkarang Barat, Minggu pagi (24/9/17).

 

Sekitar pukul 09.35 WIB, warga di sekitar lokasi dikejutkan dengan suara ledakan keras dari dalam rumah Mustafa. Saat itu, Umi Yani (42) menjadi korban ledakan dan langsung dilarikan ke rumah sakit umum daerah Abdul Moeloek (RSUDAM).

 

Menurut Sujoko, saksi yang tinggal bersampingan rumah korban (menyewa rumah Korban) mendengar suara ledakan disertai teriakan dari korban Umi Yani. Saat itu, di dalam rumah Umi Yani ditemani empat orang anaknya.

 

“Usai ledakan, Umi Yani mengalami luka bakar di bagian dagu dan leher. Warga langsung bergegas membawa korban ke RS,” katanya.

 

Hal serupa dikatakan Suroto, pegawai Kecamatan Tanjungkarang Barat. Menurut dia, pagi itu dirinya merasa kaget karena mendengar suara ledakan keras.

 

“Suaranya seperti ban truk fuso meledak, saya kaget. Tapi karena ada suara teriakan dari dalam rumah pak Mustafa, akhirnya warga berlarian kesana untuk melihat,” jelas Suroto.

 

Setelah itu, warga melihat kondisi Umi Yani mengalami luka bakar di bagian kepala dan langsung dilarikan ke RS. “Tapi saat kejadian pak Mustafa tidak ada di rumah,” katanya.

 

Berdasarkan laporan dari pihak kepolisian, di rumah itu ditemui sejumlah bahan yang diduga digunakan untuk meracik bahan peledak.

 

Pemilik Rumah Tidak Membaur

Menurut warga setempat, Aula Suryani alias Umi Yani selaku pemilik rumah sekaligus korban ledakan  tersebut  dikenal sebagai pribadi yang tertutup.  

 

"Kita saja tidak tahu siapa namanya, karena memang jarang berbaur dengan masyarakat, bahkan ketemu di tempat penjual sayuran saja tidak menegur," kata Yeni warga setempat  kepada harianmomentum di, Minggu (24/9). 

 

Dia menuturkan, saat warga ingin menolong korban, anaknya yang bernama Akhwan sempat menghalangi. 

 

"Tadi waktu warga mau mendobrak pintu, anaknya menghalangi karena ibunya sedang tidak memakai cadar, sehingga warga pun masuk melalui jendela," jelasnya. 

 

Dia menjelaskan, pada saat terjadi ledakan dirinya mengira hanya mobil pecah ban. 

 

"Tadi juga sempat ada yang bilang kalau tabung gas, tapi tidak ada bau gasnya," jelasnya.


Sementara Mustafa Zailani beserta istri dan anaknya saat ini sedang menjalani pemeriksaan di Mapolresta Bandarlampung. Status mereka masih sebagai saksi. (adw)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos