Gubernur Targetkan Lampung Lumbung Ternak Nasional

img
Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Sutono saat membuka Acara Rembug Ternak 2017, di Kecamatan Sukoharjo, Pringsewu, Senin (16/10). Foto: Istimewa

Harianmomentum.com--Gubernur Muhammad Ridho Ficardo menargetkan Provinsi Lampung tumbuh menjadi lumbung ternak nasional. Untuk mencapai itu, perlu dukungan semua pihak yang diprogramkan dalam bentuk Rembuk Ternak.


Target itu diperkuat dengan nilai tukar petani (NTP) untuk subsektor Peternakan (NTP-Pt) naik mencapai 116,42.


"Berdasarkan data BPS, kondisi perekonomian Lampung pada bulan September cukup baik. NTP Lampung September 2017 naik 0,50%, untuk masing-masing subsektor, termasuk peternakan. Artinya subsektor peternakanmemiliki prospek cerah, ditambah program Pak Gubernur Ridho Rembuk Ternak ini," kata Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Sutono saat membuka Acara Rembug Ternak 2017, di Kecamatan Sukoharjo, Pringsewu, Senin (16/10).


Selain itu, kenaikan juga terjadi pada populasi sapi potong. Sutono mengatakan tercatat pada 2016 kenaikan populasi sapi potong dari 598.740 ekor pada 2015 naik menjadi 665.244 ekor di 2016. Khusus ternak kambing, terjadi peningkatan populasi pada 2016 menjadi 1.326.103 ekor dari tahun sebelumnya sebanyak 1.252.402 ekor. 


"Lampung merupakan salah satu provinsi penyuplai ternak sapi untuk Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi dan Jawa Barat, hingga Aceh. Terdapat dua belas perusahaan penggemukan sapi potong dengan kapasitas kandang 117.700 ekor. Untuk itu, Gubernur ingin menjadikan Lampung sebagai Lumbung Ternak Nasional dengan didorong gerakan di daerah," ucap Sutono.


Produk peternakan Lampung, kata Sutono, meraih pengakuan dan penghargaan tingkat nasional. Antara lain Penghargaan Budhipura atau Inovasi di bidang peternakan yaitu Ayam Probiotik (herbal) yang dikembangkan di Kota Metro dan pengembangan pembibitan dan budidaya Kambing Saburai di Kabupaten Tanggamus.


"Baru-baru ini juga penghargaan diberikan oleh Presiden Jokowi yakni Anugerah Bakti Peternakan tingkat nasional melalui kelembagaan usaha peternakan yang diperoleh Kelompok Rukun Sentosa dari Kabupaten Pringsewu dan Petugas Inseminasi Buatan (IB) dari Lampung Selatan," kata Sutono.


Sutono menyatakan berbagai program terkait peningkatan populasi, produksi mutu ternak, dan efisiensi usaha tani, dilakukan dengan pengembangan inovasi dan introduksi teknologi peternakan.


Di sisi lain, bahwa jaminan keamanan dan keberlangsungan usaha peternakan rakyat pun penting dicarikan solusinya agar tujuan utama untuk mensejahterakan peternak dapat tercapai. 

 

"Keberlangsung usaha seperti asuransi ternak yang mana ini merupakam salah satu program yang harus didukung dan dikembangkan. Karena ini sangat bermanfaat bagi terjaminnya usaha peternakan rakyat," ujar Sutono.


Sampai kini, tercatat ada 3.961 ternak sapi di Lampung dari 190.889 total populasi betina produktif berdasarkan target akseptor SIWAB di Lampung, mengikuti program Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS).


"Ini berarti baru 2,09 % yang kepemilikan ternaknya terlindungi. Artinya masih ada 97,91 % yang perlu perhatian serius dari semua pemangku kepentingan dengan melakukan pembinaan lebih lanjut tentang pentingnya melindungi keberlangsungan usaha ternaknya," kata Sutono.


Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, Syamsul Ma'arif, mengatakan program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus SIWAB), di Lampung mencapai 89%.


"Program ini kita akan coba selama tiga tahun, mari kita terus sama-sama kembangkan. Saya yakin masyarakat membutuhkan itu, yang tujuannya itu kemandirian pangan kita," ujarnya. (rls)

 






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos