Harianmomentum.com— Institusi Satuan
Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemkab Lampung Utara (Lampura) ternoda.
Dua oknum petingginya diduga melakukan
penipuan. Modusnya, menawarkan menjadi tenaga honorer dengan syarat memberikan sejumlah
uang.
Seperti diungkapkan Asmara, salah satu orangtua dari dua orang yang diduga menjadi korban penipuan untuk
bisa masuk menjadi tenaga honorer Sat Pol-PP di pemkab Lampura mengungkapkan
kekecewaannya.
Menurutnya, dia merasa ditipu
oleh oknum-oknum petinggi Pol-PP yang menjanjikan akan memperkerjakan
anaknya di satuan Pol-PP setempat. Sedangkan untuk itu, dia telah merogoh kocek
sebesar Rp 22 juta rupiah belum lagi biaya pembuatan seragam Pol-PP yang
mencapai Rp 3 jutaan.
Asmara menuturkan, anaknya
dijanjikan dapat bekerja sebagai honorer Pol-PP pada bulan Oktober yang lalu.
"Tanggal 29 Oktober yang
lalu saya sudah serahkan uang sebesar Rp 22 Juta. Anak saya juga telah bertugas
di kecamatan Abung Selatan selama dua hari. Waktu itu menurut Camat, Pak Kasat
Pol-PP menelpon dirinya (Camat) untuk melarang anak saya dan temannya bertugas
karena masih bermasalah," ungkapnya di rumah salah satu kliennya, Sabtu (4/11)
malam.
Terakhir kali, dirinya memberikan
uang sebesar Rp 2 Juta sebagai kekurangan dari total Rp 22? Juta karena mungkin
itu sebagai penyebab belum turunnya SK honorer anaknya. Uang itu pun lanjut dia
diambil langsung oleh seorang yang bernama Erwin, salah satu Ketua LSM sebagai
mediator karena Asmara dulu pernah menjadi Tim pemenangan Bupati pada
pemilukada 2013 yang lalu.
Dari Erwin uang itu diserahkan ke
oknum Kabid di Satpol-PP berinisial (H) dan akhirnya diserahkan ke petinggi
Pol-PP berinisial (D).
"Janjinya sih Jum'at kemarin
SPT anak saya (AD) mau dikasih. Eh molor lagi Senin besok (6/11). Nah klo gini
kan terus molor, jangankan mendapat SK, SPT pun tak kunjung ada,"
keluhnya.
Asmara, berpikir uang tersebut
belum sampai ke pucuk pimpinan Pol-PP (S) yang menyebabkan SK dan SPT anaknya
belum turun.
Dia pun mengaku mendengar
percakapan telepon Erwin dengan petinggi Pol-PP (D). Dalam percakapan itu, D
menegaskan bahwa anaknya pasti bekerja sebagai honorer Pol-PP dan jika tidak
maka uang yang telah diberikan akan dikembalikan.
"Kalo sudah begini saya
hanya minta uang saya dikembalikan plus biaya pembuatan seragam Pol-PP juga
diganti itu aja," pintanya.
Pernyataan Asmara diperkuat juga
oleh Sunaiyah salah satu orang tua yang diduga ikut menjadi korban penipuan.
Wanita paruh baya itu menuturkan
dirinya juga diminta uang total sejumlah Rp. 22,5 Juta agar anaknya yang
berinisial (C) juga dapat menjadi tenaga honorer Pol-PP. Akan tetapi nasibnya
pun sama seperti anaknya Asmara yang hingga kini belum mendapatkan SK dan SPT.
"Saya ini orang susah mas,
karena kepingin anak saya tidak nganggur maka saya upayakan apa saja termasuk
belelang dan ngutang untuk bisa mencukupi jumlah yang diminta," keluh dia
seraya meminta uangnya dikembalikan juga.
Masih menurut penuturan korban
sebenarnya tidak hanya mereka berdua yang menjadi korban diminta uang dengan
iming-iming menjadi tenaga honorer Pol-PP. Yang berbarengan dengan AD dan C
saja terdapat lima orang dengan jumlah uang yang diminta mencapai Rp 30 Juta
lebih. Bahkan mungkin masih banyak lagi.
Sementara itu, oknum D saat
dikonfirmasi via telepon dengan tegas membantah kejadian itu.
Menurut dia itu tidak benar dan
tidak pernah terjadi. "Besok kita temu dan ngobrol-ngobrol aja. Yang pasti
itu tidak benar," tegasnya. (ysn)
Editor: Harian Momentum