DPUPR Pesibar Bantah Proyek Jalan Rp6 Miliar Asal Jadi

img
Proyek peningkat an jalan onderlagh ke lapen di Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat ini diduga asal jadi.

Harianmomentum.com--Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), membantah proyek peningkatan ruas jalan penghubung Pekon (Desa) Rawas-Labuay, Kecamatan Pesisir Tengah dikerjakan asal jadi.

 

Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Pesibar Abdullah mengatakan, tidak ada masalah pada  proses pekerjaan proyek tersebut. "Tidak masalah kok, kalau pun pihak rekanannya mau ngerjain onderlaghnya tidak dari titik nol," kata Abdullah pada harianmomentum.com, Kamis (16/11).

 

Bukan hanya itu, dia juga tidak mempermasalhkan teknis pemasangan batu onderlagh yang dilakukan dengan posisi tidur oleh pihak rekanan. Begitu pun, ukuran yang tidak sesuai ketentuan 15 sampai 20 centi meter. 

 

“Bukan masalah kalau pun batunya dipasang tidur, bukan tegak. Kalau pihak rekanan menggunakan batu bukan dari sekitar lokasi proyek, ya boleh saja. Asalkan batunya bukan hasil maling," terangnya.

 

Dia menambahkan, proyek tersebut saat ini sudah diberikan penambahan waktu pengerjaan atau adendum."Proyek itu sudah diadendum. Alasannya hampir sama dengan proyek lainnya. Permasalahan cuaca ekstrem yang mengakibatkan pekerjaan terhambat," jelasnya.

 

Diberitakan sebelumnya, pekerjaan proyek peningkatan jalan penghubung Pekon (Desa) Rawas-Labuay, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barata (Pesibar), diduga asal jadi dan tidak sesuai spesifikasi yang ditetapkan.

 

Nilai proyek peningkatan jalan onderlagh menjadi lapen (lapisan penetrasi) sepanjang 3,75 kilo meter itu mencapai Rp6 miliar dan dilaksanakan PT Bor-Bora Teknik Indonesia.

 

“Ukuran bantu jalan onderlagh ini tidak sesuai ketentuan, harusnyakan batu ukuran  10 sampai 15 centimeter. Kemudian, batu pengunci kiri-kanan dan tengah 20 centi meter. Faktanya ini tidak sesuai,” kata seorang warga setempat pada harianmomentum.com, Rabu (15/11).

           

Selain itu, lanjut dia, tekhnis pemasangan batu yang seharusnya berdiri tegak, justru dipasang dengan cara tertidur. Kemudian sebelum batu dipasang tidak menggunakan hamparan pasir.

 

“Kami terima kasiih dengan adanya pembangunan jalan ini, tapi pemkab harusnya tidak tutup mata dengan proses pengerjaanya, agar kualitas jalan benar-benar baik. Kalau begini, otomatis jalan ini cepat rusak,“ terangnya.  

 

Waaga berharap, Pemkab Pesibar dapat segera meninjau proses pekerjaan proyek tersebut dan meminta rekanan pelaksana memperbaiki pekerjaan yang tidak sesuai aturan.

 

Pihak Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Pesibar dan pihak rekanan pelaksana, belum berhasil dikonfermasi terkait pekerjaan proyek tersebut. (asn)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos