Sembilan Kabupaten di Lampung KLB Difentri

img
Ilustrasi. Imunisasi gratis difentri./net

Harianmomentum.com--Sembilan kabupaten/kota se Provinsi Lampung mengalami kejadian luar biasa (KLB) serangan penyakit difentri.


Mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mengimbau warganya melaksanakan Outbreak Response Imunization Difteri (ORI Difteri), atau disebut juga sebagai imunisasi gratis difteri yang sesuai kaidah kesehatan maupun agama.


Untuk Provinsi Lampung, kata Kepala Bidang (Kabid) Promkes Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Lampung dr Asih Hendrastuti, di Bandarlampung, Senin (22/1), ORI difteri akan diadakan di sembilan kabupaten/kota yang terdapat suspect difteri, meskipun hasilnya negatif namun tetap harus dilakukan vaksinasi.


Adapun sembilan Kabupaten/kota yang dimaksud ialah Bandarlampung, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Pringsewu, Pesawaran, Tanggamus, Lampung Utara, Lampung Timur, Mesuji.


"Sementara kabupaten/kota lainnya tidak diadakan ORI karena tidak ada laporan suspect sehingga dianggap steril," ujarnya.


Juru bicara Diskes Provinsi Lampung itu mengatakan, pihaknya melakukan ORI Difteri mulai minggu ke-3 Januari 2018.


Asih mengungkapkan, ORI adalah suatu kegiatan imunisasi secara massal sebagai upaya memutuskan transmisi penularan penyakit difteri pada anak usia 1 tahun sampai dengan 19 tahun yang tinggal di daerah kejadian luar biasa (KLB) tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya.


"ORI akan dilaksanakan sebanyak tiga putaran, dengan interval  0-1-6 bulan. ORI akan memberikan vaksin dengan ketentuan DPT-HB-Hib bagi usia 1 tahun sampai 5 thn, DT  usia 5 tahun sampai 7 tahun, serta TD usia 7 tahun sampai 19 tahun," kata Asih.


Pelaksanaannya sendiri, lanjut Asih, sementara masih di fasilitas kesehatan pemerintah dan Posyandu. Setelah berjalan dua pekan, sasaran akan dikunjungi baik rumah ataupun ke sekolah-sekolah.


Asih melanjutkan, penyakit Difteri disebabkan infeksi bakteri Corynebacterium Diptheriae yang dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti sumbatan saluran nafas serta peradangan pada otot jantung bahkan kematian.


Adapun gejalanya antara lain demam 38? (derajat celcius), sakit menelan, selaput putih keabu-abuan di tenggorokan, leher membengkak dan sesak nafas disertai suara mengorok.


"Selain itu, bakteri Corynebacterium diptheriae akan mengeluarkan racun difteri yang bisa membuat peradangan otot jantung dan akhirnya menyebabkan kematian. Pengobatannya yaitu rawat inap di ruangan isolasi, pemberian antibiotik, dan jika perlu diberikan anti racun difteri atau Anti Difteri Serum," jelas Asih.(ira)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos