Harianmomentum--Bank Indonesia (BI) mencatat ekonomi Lampung pada triwulan II 2017 secara tahunan tumbuh 5,03% (yoy). Angka itu, di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Sumatera (4,09%) dan nasional (5,01%).
"Secara historis, pertumbuhan ekonomi Lampung memang
bukan yang tertinggi. Umumnya berada pada posisi ketiga atau keempat dengan
pertumbuhan tertinggi di Sumatera. Kecuali pada triwulan IV 2013, Lampung
menempati urutan pertama," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPBI)
Lampung, Arief Hartawan, di Bandarlampung, Selasa (12/9).
Meski demikian, BI mencatat secara triwulanan (qtq)
pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan II 2017, sebenarnya merupakan yang
paling pesat se-Sumatera (Lampung 4,29% qtq, Sumatera 2,19% qtq). Pertumbuhan
itu, didukung konsumsi domestik menguat dan investasi meningkat.
"Capain triwulanan tersebut menunjukkan geliat
perekonomian Lampung cukup tinggi dan memberikan optimisme bahwa prospek
pertumbuhan ekonomi masih cukup baik. Prospek pertumbuhan ekonomi Lampung semakin
menjanjikan dengan pembangunan infrastruktur strategis, seperti Jalan Tol Trans
Sumatera, Bandara Internasional Radin Inten II, perluasan dermaga Pelabuhan
Penyeberangan Merak-Bakauheni, peningkatan distribusi listrik, pengembangan
pariwisata, dan rencana pengembangan kawasan industri," kata Arief
Hartawan.
Dari sisi sektoral, kata Arief, sumber pertumbuhan ekonomi
Lampung relatif merata dengan tiga sektor utama yakni pertanian, industri
pengolahan, dan perdagangan. Kondisi ini cukup menguntungkan Lampung di tengah
harga komoditas yang berfluktuasi, khususnya harga komoditas tambang yang masih
berada pada level rendah.
Seandainya ekspansi fiskal pemda berjalan lebih optimal,
pertumbuhan ekonomi Lampung tentu akan lebih tinggi lagi. Arief menyarankan dalam
kondisi fiskal daerah relatif terbatas, progam jangka pendek yang bisa ditempuh
pemda adalah menarik investasi swasta sebanyak mungkin dengan memperbaiki iklim
investasi.
Misalnya, melalui percepatan dan penyederhanaan perizinan,
pemberian insentif regulasi pengembangan usaha, dan komunikasi program
investasi secara profesional. Guna mendukung langkah pembenahan iklim investasi
itu, KPBI Lampung bersama Pemerintah Provinsi Lampung dan kabupaten dan kota
akan mengembangkan Forum Investasi Lampung (FOILA).
(BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Lampung Lebih Rendah Dibanding Bengkulu)
Terkait hal ini, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Provinsi Lampung, Taufik Hidayat, mengatakan pertumbuhan ekonomi
Lampung masih yang tertinggi di Sumatera, bahkan lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan rata-rata Pulau Sumatera. Dilihat dari pertumbuhan ekonomi Lampung
semester 1 2017 dibandingkan semester 1 2016, Lampung berada di posisi lima
Sumatera.
Agak melambatnya pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan II (yny)
salah satunya karena kontraksi pengeluaran pemerintah minus 6,8% (- 6,8%).
"Ini karena akibat pergeseran pembayaran gaji ke-13 dari Juni ke Juli
2017. Selain itu realisasi belanja modal pemerintah yang masih rendah. Kondisi
ini terjadi di seluruh kabupaten dan kota se-Provinsi Lampung," kata
Taufik Hidayat.(rls)
Editor: Harian Momentum