Harianmomentum.com--Para
petani di Desa Tamanbaru, Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan
(Lamsel) panen perdana padi hasil penerapan metode tanam Hazton, Selasa
(10/10). Pen en perdana tersebut dihadiri jajaran unit pelaksana teknis (UPT)
dinas pertanian (distan) kecamatan setempat.
Petugas
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Tamanbaru Rumiem mengatakan, hasil panen
padi dengan metode tanam Hazton meningkat dibanding menggunakan metode biasa.
“Kalau
dengan metode biasa, hasil panen per hektare rata-rata 6,8 ton. Dengan metode
Hazton hasil panen meningkat menjadi 7,8 ton per hektare. Itu hasil bersih yang
sudah dipotong modal budidaya. Kalau hasil kotornya, bisa mencapai 11,2 ton per
hektar,” ungkapnya.
Kepala
UPT Distan Kecamatan Penengahan Maullimin mengatakan metode Hazton pertama kali
ditemukan dua orang pakar pertanian: Hazairin dan Anton. Metode tersebut
pertama kali diterapkan pada tahun 2012 di Provinsi Kalimatan Barat.
“Perbedaan
metode Hazton dengan metode yang umum dipakai peteni adalah pada jumlah bibit
yang ditanam. Kalau metode yang umum dipakai jumlah bibit yang ditanam hanya
dua batang. Sedangkan metode Hazton jumlah bibitnya mencapai 30 batang per
lubang tanam,” kata Muallimin.
Dia
memaparkan, keuntungan penerapan metode Hazton: waktu panen lebih cepat, tidak
perlu khawatir serangan hama, karena jumlah bibit yang ditanam banyak. Sehingga
jika ada bibit yang mati akibat serangan hama ,tidak perlu melakukan
penyulaman. Selain itu, hasil panen juga lebih tinggi.
"Kalau
waktu panen dengan metode seperti biasa 110 hari, makan dengan metode Hazton
waktu panen lebih, cepat sekitar dua minggu. Awalnya banyak petani yang
ragu untuk menerapkan metode ini, karena bibit yang digunakan lebih
banyak jadi menambah biaya. Untuk satu hektare sawah dibutuhkan satu
kuintal bibit," jelasnya.
Menurut
Muallimin, metode Hazton mulai diperkenalkan di Lamsel sejak tiga bulan lalu.
Saat ini, ada empat desa yang sudah menerapkan metode tanam tersebut: Desa
Tamanbaru, Kuripan, Ruangtengah dan Desa Lebungkuning, Kecamatan Penengahan.
Bibit
yang digunakan untuk penerapan metode tersebut merupakan hasil
bantuankementerian pertanian yang terlebih dahulu disemai selama 25 hari.
"Untuk di Desa Tamanbaru medote ini diterapkan oleh sejumlah kelompok tani
di atas lahan seluas 20 hektar. Penerapan metode ini merupakan anjuran
langsung dari menteri pertanian," terangnya. (bob)
Editor: Harian Momentum