MOMENTUM, Metro--Sepuluh paket kegiatan proyek pembangunan di lingkup Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Metro, terlambat dilelang.
Keterlambatan proses lelang tersebut diduga karena buruknya komunikasi antara kepala dinas dan kepala bidang di DPUTR setempat.
Inspektur (Kepala Inspektorat) Kota Metro Jihad Helmi mengatakan, menerima laporan terkait lemahnya komunikasi pelaporan proses pelaksanaan tahapan kegiatan proyek pembangunan .
"Ada komunikasi yang tidak baik, karena sebenarnya laporan dari Kabid itu sudah siap semua. Dulu pernah saya tegur langsung karena antara Kabid mau berhubungan dengan Kadis saja tidak pernah konek," kata Jihad saat monitoring penegakan disiplin di kantor DPUTR setempat, Senin (9-5-2022).
Dia menambahkan, setelah semua dipanggil dan dimintai keterangan, akhirnya proses dapat berjalan lancar. Namunm sangat disayangkan akibat itu proses lelang jadi terlambat hingga bulan Mei.
"Jadi tinggal goalnya saja. Kita akan mengupayakan semua bisa berjalan dengan baik dan lancar. Tak hanya di sini saja, semua organisasi perangkat daerah juga untuk selalu menjalin komunikasi yang baik," imbaunya.
Pada kesempatan yang sama, Walikota Metro Wahdi Sirajuddin mengatakan, perlunya percepatan untuk proses lelang tender proyek karena penyerapan anggaran belanja daerah.
Meskipun ada keterlambatan, menurut Wahdi, jika dilihat dari online Monitoring Sistem Pembendaharaan dan Anggaran Negara (OM-SPAN) masih bisa dikejar hingga akhir Juni mendatang.
"Saat ini rencana anggaran biaya (RAB) sudah semua, hanya saja pada prosesnya ini yang tadi disampaikan. Kita tidak boleh ada keterlambatan," kata dia.
Pemkot Metro berupaya mengejar ketertinggalan tersebut agar kembali mendapatkan predikat serapan APBD terbaik di Provinsi Lampung.
"Saya masih ingat, tahun 2021 bisa kita kejar dan itu menjadi terbaik ke empat kota se-Indonesia. Dalam penyerapan belanja anggaran kita nomor empat. Nanti juga saya tekankan lagi semua kegiatan harus transparan dan ada keterbukaan," tegasnya.
Terpisah, Kepala DPUTR Kota Metro Eka Irianta mengaku ada nya keterlambatan lelang tender proyek tersebut. Menurut dia, keterlambatan itu disebabkan adanya perubahan mekanisme pada Unit Layanan Pengadaan (ULP).
"Kita sudah komunikasi terus dengan ULP. Namun sekarang ini ada perubahan yang tidak seperti dulu lagi. Seperti kita selalu review lagi kegiatan itu sampai beberapa kali. Itu yang bikin tender agak lambat," terangnya.
Menurut dia, sepuluh kegiatan proyek yang terlambat dilelang tersebut terbagi dalam dua bidang: Bina Marga dan Cipta Karya.
"Di Bina Marga ada tiga dan di Cipta Karya ada tujuh tender. Untuk di Cipta Karya itu ada dua bangunan kantor kelurahan kemudian Kejaksaan dan pagar Polres Metro dan lainnya. Sementara untuk Bina Marga ada tiga ruas jalan," paparanya.
Dia menegaskan, segera mengejar keterlambatan proses lelang tersebut. "Kita push lagi dan karena kuncinya di ULP, sekarang tinggal di ULP nya gimana caranya biar cepat. Kita pengajuan surat sudah, review juga sudah semua dan tinggal pengumuman dari ULP dan proses. Kita komitmen untuk mengejar itu," tegasnya. (**)
Editor: Munizar