Harianmomentum.com--
Hendra alias Grandong, rekan debt
collector Tunas Mandiri Finance yang dibunuh, Indra Yana, mengungkapkan
bahwa sudah beberapa kali terlibat keributan dengan pelaku, Ali Imron.
“Kejadian
ini yang ketiga kalinya kami ribut dengan pelaku. Sebelumnya, sudah pernah juga
ribut saat kami hendak narik motornya yang sudah menunggak lama. Tapi, dulu itu
hanya ribut mulut saja dan pelaku ini langsung kabur,” kata Hendra saat diwawancarai
di dekat rumah orangtua korban, Jalan Imambonjol No 127/191 Sukajawa,
Tanjungkarang Pusat, Bandarlampung, Selasa (31/10).
Hendra
mengungkapkan bahwa pembunuhan terjadi sekitar pukul 14.00 WIB, Senin (30/10).
Saat sedang berjalan dari Jalan Kartini menuju Palapa, korban melihat pelaku
yang sedang membonceng istrinya.
“Saat di lampu
merah Palapa, kami melihat pelaku sedang berboncengan sama istrinya yang
berseragam PNS. Kami sudah hafal plat motor pelaku, karena motor yang
dikendarainya kan sudah nunggak lama, jadi mau kami tarik,” jelas Hendra.
Saat itu,
Hendra dan korban langsung mengejar pelaku yang berjalan kearah Jalan Cut Nyakdien.
“Saat itu saya dibonceng sama almarhum. Akhirnya, saat di dekat gang masuk
Taman Budaya, kami berhentikan motor Beat POP pelaku,” ujarnya.
Akhirnya,
Hendra bersama korban ribut mulut dengan pelaku. “Kami ribut mulut dulu dengan
si pelaku itu,” ujarnya.
Lalu, Hendra
pergi menghampiri motor milik pelaku untuk memindahkannya agar tidak mengganggu
lalu lintas. Saat itu motor pelaku dan korban berjarak sekitar 20 meter dari
tempat keributan mereka.
“Saat saya
sedang memindahkan motor kami dan motor pelaku, tiba-tiba pelaku menodongkan pisau
ke saya,” jelasnya.
Penodongan
tersebut sontak membuat Hendra kaget dan langsung lari terbirit-birit.
“Saya lari
dan masuk ke mobil angkot. Terus saya pindah ke motor ojek karena angkotnya
lama. Saya takut masih dikejar pelaku,” terangnya.
Saat itu,
Hendra berniat untuk datang ke rumah korban Indra untuk meminta tolong kepada
adik Hendra dan rekan-rekannya yang lain.
“Saya minta
tolong ke Agus, ternyata saat di perjalanan mau kembali ke tempat ribut tadi,
kami dikabarkan kalau Indra sudah meninggal,” jelasnya.
Saat
kejadian juga Hendra melihat kalau pelaku sempat menodongkan pisau kepada salah
seorang warga yang hendak mendekat.
“Disitu
ramai, tapi gak beranilah, orang pelakunya bawa sajam,” terangnya.
Namun,
masalah penusukan itu sendiri Hendra mengaku tidak melihat langsung.
“Kalau itu
saya tidak lihat, karena sayakan sudah langsung pergi,” ungkapnya.
Anehnya, jenazah
korban malah ditemukan di tempat lain yang berjarak sekitar 500 meter dari
lokasi keributan.
“Saya juga
agak aneh, kok jenazahnya malah ada di atas. Mungkin mereka saling mengejar
dulu saat itu,” tuturnya. (acw)
Editor: Harian Momentum