Harianmomentum.com-- Pemerintah
Provinsi (Pemprov) Lampung mendorong seluruh pemerintah kabupaten/kota dan
masyarakat kembali mencanangkan program Gerakan Lampung Menghijau (GELAM).
Tercatat baru 2,3 juta
pohon yang ditanam pada Program GELAM 2010.
"Ke depannya
dalam kurun waktu lima tahun, setiap orang di Lampung harus menanam 25% atau
lima sampai enam pohon, yang berarti sekitar ada 45 juta pohon yang
ditanam," ujar Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung, Sutono pada
kegiatan Ngobrol Pintar (Ngopi) di Lampung, di Hotel Emersia, Bandar Lampung,
Rabu (1/11).
Sutono mengatakan
pohon memiliki peran penting dalam kehidupan di masyarakat. "Program
membangun hutan rakyat ini penting untuk menyejahterakan masyarakat, menghijaukan
lingkungan, dan pohon untuk memberikan kehidupan," ucap Sutono.
Sutono yang juga
mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung itu, meminta seluruh jajaran
lingkungan hidup dan kehutanan, dapat mensosialisasikan hal tersebut kepada
masyarakat Lampung.
"Pak Gubernur
Ridho sangat bangga manakala acara ini menghasilkan percepatan untuk
menghijaukan Lampung. Program ini perlu diteruskan untuk memberikan kepercayaan
masyarakat bahwa menanam pohon itu penting," kata Sutono.
Apalagi masalah
lingkungan hidup dan kehutanan menjadi bagian penting pembangunan kawasan
daerah.
"Kita mendorong
memberikan ruang yang cukup dan diusulkan mana daerah yang bisa diperioritaskan.
Saya meminta jajaran kehutanan melihat desa mana yang mampu mempersiapkan diri
menjadi desa yang siap untuk hutan rakyat. Ngobrol Pintar ini penting tetapi
tindakan nyata lebih penting," ujar Sutono.
Dia menyebutkan bahwa
Lampung juga memiliki potensi sumberdaya alam dan hutan yang cukup lengkap,
seperti hutan konservasi berupa Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS),
Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Cagar Alam Laut Krakatau, dan Taman Hutan
Raya Wan Abdul Rachman. Selain itu juga terdapat hutan lindung, hutan produksi,
dan hutan mangrove di Psisir Barat dan timur Lampung.
"Atas keanekaragam
hayati dan biodiversitas, sejak 2004 UNESCO menetapkan TNBBS menjadi Hutan
Warisan Dunia (Tropical Rainforest Heritage Site of Sumatera) dan juga TNWK
yang mewakili Hutan Hujan Tropik Dataran Rendah serta masuk ASEAN Heritage Park
ke-36," kata Sutono.
Dalam sambutannya,
Kepala Bagian Hubungan Antarlembaga pada Biro Humas Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (LHK), Fajar Wirasmoyo, mengatakan Ngobrol Pintar tersebut
sebagai bentuk pembahasan berbagai isu strategis lingkungan hidup dan kehutanan
antara Kementerian LHK dengan pihak terkait baik di pusat maupun di
daerah.
"Nantinya hasil
ini dapat menjadi masukan bagi kebijakan Kementerian LHK dan diharapkan menjadi
media membangun komunikasi dan kepercayaan publik serta meningkatkan kerjasama antara
para pihak terkait pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan," ujar
Fajar. (rls)
Editor: Harian Momentum