Potret Budaya Indonesia di Pesisir Barat

img
Prosesi persiapan pawai ogoh-ogoh di Pesisir Barat. Foto: Komunitas Krui Motret

Harianmomentum.com--Dalam tradisi umat Hindu, prosesi pawai ogoh-ogoh melambangkan keinsyafan manusia akan kekuatan alam dan waktu. Tradisi tersebut menambah kekayaan budaya Indonesia yang hidup dan berkembang di Kabupaten Pesisir Barat (Pesibar), Provinsi Lampung.

 

Komunitas Krui Motret bersama harianmomentum.com melihat dan mengabadikan aktifitas umat Hindu dalam menyambut hari Raya Nyepi di Pekon (Desa) Marang Kecamatan Ngambur, Kabupaten Pesisir Barat, Jumat (16/03) lalu.

 

"Keberagaman budaya Indonesia di Pesibar banyak dan sangat menarik, seperti budaya umat Hindu. Dalam perayaan Nyepi ada pawai ogoh-ogoh yang menarik untuk diabadikan, karena kegiatan itu merupakan budaya warisan leluhur," kata Dwi Rino anggota Komunitas Krui Motret, Minggu (18/3).



Persiapan arak arakan Ogoh-Ogoh di Pesibar. Foto: Komunitas Krui Motrer


Rino mengatakan, pada kesempatan yang sakral dan kental dengan kultur serta daya tarik keunikan membuat salah satu budaya Indonesia ini wajib untuk dipromosikan dan dilestarikan.

 

"Momen sakral ini sayang jika dilewatkan, semoga keberagaman budaya di Pesibar tetap terjaga dan menjadikan daya tarik wisata di kabupaten ini," ujar Rino.

 

Masyarakat yang didominasi beragama hindu itu mulai berkumpul, mereka bersiap-siap untuk memulai arakan ogoh–ogoh.



Pawai Ogoh-Ogoh menyambut Perayaan Nyepi di Pesibar. Foto: Komunitas Krui Motret


Dalam arakan itu biasanya dilakukan oleh para pemuda saja. Sebab, mereka harus mengangkat secara beramai-ramai ogoh-ogoh yang terbuat dari bahan bambu dan kertas, dengan bentuk dan corak berwarna namun menggambarkan suatu bentuk yang cukup menyeramkan.

 

Begitu perayaan arakan ogoh–ogoh dimulai, para pemuda beramai-ramai mengangkat dan membawa ke Pantai Melasti, Kecamatan Ngambur yang jaraknya sekitar dua kilometer dari pusat kegiatan sampai pantai.



Pawai Ogoh-Ogoh menyambut Perayaan Nyepi di Pesibar. Foto: Komunitas Krui Motret


Sembari dalam perjalanan menuju Pantai Melasti, para pemuda mengangkat secara bergantian,  sesekali ogoh–ogoh diputar oleh mereka.

 

Meski terlihat diputar seperti biasa, namum pemuda yang mengangkat seperti terbawa oleh ogoh–ogoh itu bak lepas kendali.



Pawai Ogoh-Ogoh menyambut Perayaan Nyepi di Pesibar. Foto: Komunitas Krui Motret


Sesampainya di tepian Pantai Melasti, perayaan akhirpun terlihat, para pemuda yang bergantian mengangkat ogoh-ogoh mulai berputar kembali sembari menggoyangkan patung dan dirusak.

 

Beberapa tetua Hindu setempat yang berada di lokasi juga turut memulai sebuah ritual untuk akhir perayaan arakan ogoh – ogoh. Sesajian diletakkan di depan ogoh-ogoh dan bau kemenyan pun menyebar di sekitar area perayaan.

 

Tak lama dengan aba-aba para tetua, patung ogoh–ogoh itu dibakar sebagai tanda akhir perayaan.

 

Membakar ogoh–ogoh dalam perayaan dan kepercayaan umat Hindu, dilakukan sehari sebelum Perayaan Nyepi.  Maksudnya yaitu untuk membuang dan membakar keburukan di tahun ini, dengan harapan hal yang baik dapat terjadi setelah perayaan ogoh–ogoh dan Hari Raya Nyepi, jelas salah seorang pemuda di lokasi perayaan.(asn)






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos