Rapat Paripurna DPRD Lamsel Diwarnai Pembacaan Puisi WS Rendra

img
Anggota Fraksi Gerindra DPRD Lamsel Syaiful Anwar membacakan puisi berjudul Sajak Pertemuan Mahasiswa, karya WS Rendra.

Harianmomentum.com--Ada hal yang tidak biasa terjadi pada rapat paripurna DPRD Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), Senin (9/4/2018).

 

Pada akhir rapat paripurna dengan agedan Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggunjawaban (LKPj) Bupati Lamsel Tahun 2017, itu dilakukan pembacaan puisi. 

 

Puisi berjudul Sajak Pertemuan Mahasiswa karya sastrawan nasional, almarhum WS Rendra itu dibacakan anggota Fraksi Gerindra Syaiful Anwar.

 

Berikut kutipan puisi berjudul Sajak Pertemuan Mahasiswa karya W.S. Rendra:

Matahari terbit pagi ini
mencium bau kencing orok di kaki langit
melihat kali coklat menjalar ke lautan
dan mendengar dengung di dalam hutan

lalu kini ia dua penggalah tingginya
dan ia menjadi saksi kita berkumpul disini
memeriksa keadaan

kita bertanya:
kenapa maksud baik tidak selalu berguna
kenapa maksud baik dan maksud baik bisa berlaga
orang berkata: “kami ada maksud baik”
dan kita bertanya: “maksud baik untuk siapa?”

ya!
ada yang jaya, ada yang terhina
ada yang bersenjata, ada yang terluka
ada yang duduk, ada yang diduduki
ada yang berlimpah, ada yang terkuras
dan kita disini bertanya:
“maksud baik saudara untuk siapa?
saudara berdiri di pihak yang mana?”

kenapa maksud baik dilakukan
tetapi makin banyak petani kehilangan tanahnya
tanah? tanah di gunung telah dimiliki orang? orang kota
perkebunan yang luas
hanya menguntungkan segolongan kecil saja
alat? alat kemajuan yang diimpor
tidak cocok untuk petani yang sempit tanahnya

tentu, kita bertanya:
“lantas maksud baik saudara untuk siapa?”
sekarang matahari semakin tinggi
lalu akan bertahta juga di atas puncak kepala
dan di dalam udara yang panas kita juga bertanya:
kita ini dididik untuk memihak yang mana?
ilmu ? ilmu diajarkan disini
akan menjadi alat pembebasan
ataukah alat penindasan?

sebentar lagi matahari akan tenggelam
malam akan tiba
cicak? cicak berbunyi di tembok
dan rembulan berlayar
tetapi pertanyaan kita tidak akan mereda
akan hidup di dalam mimpi
akan tumbuh di kebon belakang
dan esok hari
matahari akan terbit kembali pertanyaan?
pertanyaan kita menjadi hutan
atau masuk ke sungai
menjadi ombak di samodra

di bawah matahari ini kita bertanya:
ada yang menangis, ada yang mendera
ada yang habis, ada yang mengikis
dan maksud baik kita
berdiri di pihak yang mana!.
(alp)

 






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos