Harianmomentum.com--Radikalisme saat ini sudah banyak masuk ke berbagai
kalangan dan lembaga, termasuk pendidikan formal dan nonformal.
Hal itu dikatakan Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
Organisasi Wilayah (Orwil) Lampung M. Yusuf S. Barusman saat silaturahmi dengan
Ketua Umum Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Lampung Muhammad
Mukri. Silaturahmi kedua tokoh itu berlangsung di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Radin Intan Lampung, Jumat, 8
Juni 2018.
“Strategi penyebaran paham radikalisme biasanya masuk melalui
kampus-kampus umum yang pondasi pemahaman tentang islamnya belum cukup kuat,
kemudian juga masuk ke masjid masjid melalui takmir masjid," kata Yusuf.
Untuk itu, Yusuf yang juga merupakan Rektor Universitas Bandarlampung
(UBL) itu, mengajak semua organisasi masyarakat (ormas) untuk menangkal paham
radikalisme.
"Kami, ICMI Lampung mengajak seluruh elemen masyarakat melalui
ormas Islam seperti Nahdatul Ulama (NU) untuk bersama-sama menangkal paham
radikalisme sekaligus membuat program anti radikalisasi," imbaunya.
Hal senada dikatakan oleh Muhammad Mukri. Mukri yang juga Rektor
Universitas Islam Negri (UIN) Raden Intan Lampung iti turut membenarkan bahwa
paham radikalisme tumbuh subur di kampus-kampus umum lantaran sempitnya
pemahaman ajaran Islam.
“Ironinya, orang-orang yang menyampaikan tentang ajaran islam yang
radikal ini juga tidak memiliki cukup pemahaman yang kuat dan luas. Akibatnya,
cepat sekali menyalahkan pendapat dan mengkafirkan orang lain. Ini salah satu
ciri paham radikalisme,” jelasnya.
"Dikalangan NU sendiri, upaya menangkal radikalisme telah
dilakukan melalui Madrasah Kader dan Pendidikan Kader Penggerak,"
sambungnya.
Terpisah, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung, Khairuddin
Tahmid juga mengatakan demikian.
Menurut Khairuddin Tahmid, saat ini terdapat tiga bagian paham
radikalisme, yaitu radikalisme pemikiran, sikap dan aksi.
"Radikalisme aksi atau yang kita kenal sebagai terorisme adalah
yang paling berbahaya. Tiga hal ini harus diredikalisasi dengan paham Islam
yang lebih moderat," jelasnya.
Menurut dia, MUI Lampung telah mengantisipasi paham radikalisme
tersebut dengan menyiapkan para Dai dan mubaligh (penceramah) melalui Madrasah
Dai Wasatiyyah yang dikemas dalam beberapa kegiatan seperti dialog interaktif
di radio dan penerbitan buletin. (acw)
Editor: Harian Momentum