MOMENTUM, Gedongtataan -- Kepala Kepolisian Resort Pesawaran AKBP Pratomo Widodo menegaskan bahwa seluruh aset PTPN VII menjadi bagian dari tanggung jawab kepolisian.
Hal ini disampaikan Pratomo saat mendatangi karyawan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII Unit Wayberulu, Gedongtataan di kebun karet Afdeling II, Rabu (28/9/22).
Bersama Manajer PTPN VII Unit Wayberulu Sugeng Budi Prasongko, Kapolres bergelar Magister Ilmu Pertahanan ini disambut 50-an karyawan. Menggelar terpal biru, Pratomo yang didampingi Kasat Intel, Kasat Lantas, Kabid Propam, dan Kasi Humas Polres Pesawaran memberikan beberapa pesan dalam suasana silaturahmi ringan.
Mengawali sambutan, Sugeng Budi Prasongko menyampaikan apresiasi kepada Kapolres yang menyempatkan hadir di kebun. Ia mengaku surprised karena inisiatif bertemu karyawan lini lapangan PTPN VII datang dari sang tamu.
“Atas nama seluruh karyawan PTPN VII, utamanya Unit Wayberulu, saya menyampaikan terima kasih atas kunjungan Pak Kapolres. Ini surprised karena kemarin telpon dan sekarang kita ketemu di sini. Salut kami untuk Bapak Kapolres dan jajaran Polres Pesawaran,” kata dia.
Sekilas, Sugeng menyampaikan beberapa poin tentang PTPN VII Unit Wayberulu. Ia mengatakan, pihaknya saat ini mengelola kebun dan pabrik karet yang berada di tengah masyarakat desa di Kecamatan Gedongtataan. Selama ini, kata dia, hubungan dengan masyarakat berlangsung cukup baik sehingga proses bisnis BUMN ini berjalan baik.
“Alhamdulillah selama ini masih cukup kondusif sehingga proses bisnis kami berjalan dengan baik. Bahkan, pada 2020 dan 2021 kami mendapatkan predikat sebagai salah satu kebun dan pabrik terbaik se Holding Perkebunan Nusantara,” kata dia.
Meskipun demikian, Sugeng mengakui adanya potensi kerawanan yang bersentuhan dengan masyarakat. Oleh karena itu, Sugeng meminta dukungan kepada pihak Polri dan TNI dalam rangka membangun harmoni dengan masyarakat sekitar.
“Kami menyampaikan terima kasih kepada TNI dan Polri, terutama Polres Pesawaran atas dukungannya selama ini. Tanpa sinergi ini, saya kira mustahil kami bisa membangun harmoni dengan masyarakat,” kata manajer ramah ini.
Menanggapi itu, Pratomo Wibowo menyatakan komitmen penuh mendukung PTPN VII, terutama pada unit kerja yang berada di wilayah teritorial Polres Pesawaran. “Saya atas nama Polri dan Polres Pesawaran menyatakan siap dan berkomitmen penuh untuk mendukung PTPN VII dalam menjaga aset-asetnya. PTPN VII adalah aset negara yang dalam hal ini menjadi salah satu tanggung jawab Polri juga untuk menjaga. Saya jamin!” kata polisi yang sempat mengajar mata kuliah “Resolusi Konflik” di Universitas Pertahanan ini.
Perwira menengah lulusan PTIK berusia 44 tahun ini memaparkan logika asal-usul aset yang saat ini dimiliki PTPN VII, terutama di Unit Wayberulu. Menurut dia, sebagian besar aset PTPN VII, terutama lahan, termasuk di Unit Wayberulu, adalah peninggalan pemerintahan zaman Belanda. Setelah merdeka, terang dia, aset itu dinasionalisasi oleh pemerintah dan pengelolaannya diserahkan kepada BUMN, yakni PTPN VII.
“Logikanya gimana kalau ada pihak-pihak yang mengklaim aset lahan PTPN VII, terutama di Wayberulu ini. Nah, bahkan orang-orang itu belum lahir ketika lahan ini sudah menjadi milik negara. Artinya, logika yang dipakai oknum-oknum itu tidak masuk akal. Karena tidak masuk akal, maka masyarakat jangan percaya,” kata dia.
Secara umum, Mantan Kasat Narkoba Polres Tengerang Kota itu memaparkan kondisi aktual dalam negeri. Ia mengingatkan masyarakat bahwa saat ini sudah memasuki tahun politik menjelang Pemilu 2024. Pada gelara pesta demokrasi, kata dia, berbagai isu mengemuka dan kerap dimanfaatkan oknum-oknum untuk mencari perhatian. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar masyarakat jangan mudah terprovokasi.
“Saat ini kita memasuki tahun politik. Kita harus waspada terhadap parapihak yang memanfaatkan suasana. Jaga diri, tahan diri. Kita butuh situasi yang aman, kondusif, dan tenteram agar aktivitas ekonomi kita tidak terganggu.”
Tentang PTPN VII, Pamen yang memulai karir dari Kesatuan Reserse ini menilai komoditas yang diusahakan Unit Wayberulu sangat strategis. Komoditas karet, kata dia, adalah barang yang sangat dibutuhkan dunia untuk berbagai keperluan.
“Kita tahu karet ini adalah komoditas yang dibutuhkan dunia, pasarnya ekspor. Kalau produksinya terganggu akan mempengaruhi perekonomian nasional. Kalau ekonomi nasional terganggu akan berpotensi mengganggu stabilitas nasional. Jadi, kalau ada yang berusaha mengganggu dengan berbagai modus, tentu harus diantisipasi,” kata dia.
Terakhir, Pratomo Widodo berpesan agar setiap karyawan yang juga anggota masyarakat untuk menjadi bagian dari solusi bagi setiap masalah yang muncul. Gangguan keamanan dan berbagai bentuk fenomena yang meresahkan, kata dia, akan berhadapan dengan Polri.
“Bapak-Ibu semua sebagai front line (lapisan terdepan di masyarakat) agar aktif dalam menjaga ketertiban umum. Jangan segan-segan melaporkan kepada polisi jika melihat atau mendengar sesuatu yang terindikasi akan mengganggu ketertiban. Kami akan berupaya maksimal untuk menindak lanjuti,” kata polisi berpenampilan sederhana ini. (*)
Editor: Muhammad Furqon