Harianmomentum.com--Masyarakat Indonesia sedang hidup di
zaman yang sulit membedakan antara berita bohong dan benar.
Demikian dikatakan Ketua
Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Margiono dalam Seminar Nasional Pra
HPN Sumatera Barat 2018 bertema "Pers Sebagai Alat Pemersatu Bangsa"
di Alahan Panjang Resort, Kabupaten Solok, Sumatera Sumatera Barat, Jum'at
(3/11).
Margiono kemudian memberikan satu contoh, ketika ada suatu
kejadian pembunuhan lalu polisi mengatakan dan menunjuk orang yang akan menjadi
tersangka. Maka masyarakat tidak serta merta bisa menjadikan pernyataan
tersebut sebagai fakta.
"Bahkan pernyataan (polisi) itu harus ada keputusan yang
kuat, melalui pengadilan misalnya dengan sebelumnya mendapat penjelasan pakar
dan ahli. Dengan tidak jarang masih ada banding, artinya mencari berita yang
berisi kebenaran itu prosesnya panjang," jelasnya.
Ia pun mengakui bahwa kebingungan terhadap kebenaran terhadap
suatu berita atau informasi kemudian memunculkan istilah hoax atau kabar
bohong. Namun demikian, menurut dia, perlu dibedakan mana hoax yang jelas
berisi kabar bohong atau kabar burung yang kebenarannya perlu dipertanyakan.
"Ketika masyarakat bingung menentukan kabar yang
diterima itu benar atau salah, bagi saya itu bukanlah hoax tetapi hanya kabar
burung," demikian Margiono. (rmol)
Editor: Harian Momentum