MOMENTUM, Bandarlampung — PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menyatakan tidak pernah menutup saluran air di Kelurahan Panjang Utara, Bandarlampung, yang disebut sebagai penyebab banjir bandang di wilayah tersebut. Tembok pengaman pelabuhan yang dianggap menutup drainase itu sudah lama dibangun dan dilakukan peninggian tembok sejak 2010 dan tidak pernah menjadi penyebab banjir.
Banjir yang terjadi pekan lalu lebih disebabkan oleh curah hujan tinggi yang membawa volume air besar yang membawa lumpur dan pasir dari kawasan perbukitan di Kecamatan Panjang.
Hal ini disampaikan General Manager Regional 2 Panjang, Imam Rahmiyadi, meluruskan kabar bahwa pembangunan tembok pengaman pelabuhan menutup jalan air yang ada di kawasan yang berbatasan dengan pemukiman warga.
Imam menjelaskan, saluran air yang mengalir dari permukiman warga menuju laut tidak melewati kawasan pelabuhan. “Jalur drainase dari pemukiman warga menuju ke laut berada di luar area pelabuhan dan tidak bersinggungan dengan tembok pengaman,” ujarnya.
Pelindo sendiri membangun saluran air di sisi dalam tembok pengaman sebagai jalan air ke laut. “Tembok pengaman pelabuhan yang dianggap menutup drainase itu sudah lama dibangun dan dilakukan peninggian sejak 2010, dan tidak ada drainase yang ditutup. Pembangunan tembok itu merupakan bagian dari standar operasional pelabuhan untuk menjaga keamanan kawasan, sesuai dengan ISPS Code (International Ship and Port Facility Security Code)” jelasnya.
Imam menambahkan, pihaknya juga berkolaborasi dengan Kecamatan Panjang untuk membersihkan drainase di luar kawasan pelabuhan.
“Pelindo siap dan terus berkolaborasi untuk membantu pembenahan drainase di sekitar kawasan Pelabuhan. Ini bentuk komitmen kami untuk bersinergi dengan stakeholder di Bandar Lampung, khususnya wilayah Panjang guna mendukung upaya mitigasi bencara secara kolaboratif” katanya. (**)
Editor: Muhammad Furqon