MOMENTUM, Tumijajar -- Kesejahteraan masyarakat, khususnya petani, masih menjadi persoalan utama di sejumlah daerah. Pemerintah daerah pun didorong untuk aktif turun ke lapangan guna melihat langsung kondisi riil yang dihadapi warganya.
Wakil Bupati Tulangbawang Barat (Tubaba), Nadirsyah, mengatakan pemerintah daerah mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mencari solusi atas persoalan yang dihadapi petani, terutama anjloknya harga singkong.
“Pemerintah Kabupaten Tulangbawang Barat mengajak semua stakeholder untuk melihat persoalan yang terjadi di wilayah ini. Saat ini petani sedang terpuruk karena harga singkong yang turun. Ini harus dicarikan solusinya,” kata Nadirsyah saat membuka Sosialisasi Kemitraan Tebu yang diselenggarakan Sugar Group Companies (SGC) di Kantor Tiyuh/Desa Margomulyo, Kecamatan Tumijajar, Tubaba, Selasa (23-12-2025).
Menurut Nadirsyah, tawaran kemitraan tebu dari SGC perlu disambut positif oleh petani, mengingat komoditas singkong yang selama ini ditanam mengalami penurunan harga signifikan.

“Kemitraan tebu SGC ini bisa menjadi solusi. Saya yakin jika petani beralih menanam tebu, kesejahteraannya akan meningkat. Kemajuan Tubaba sangat ditentukan oleh kesejahteraan petaninya. Mustahil daerah ini maju jika petaninya tidak sejahtera,” ujarnya.
Ia juga berharap para petani yang hadir dalam sosialisasi tersebut dapat menyampaikan informasi kepada petani lain yang belum sempat hadir.
“Tidak semua warga bisa diundang. Karena itu, saya berharap yang hadir di Kantor Tiyuh ini dapat menyebarkan informasi kemitraan tebu SGC kepada tetangga atau kerabatnya,” katanya.
Sementara itu, perwakilan Sugar Group Companies, Saeful Hidayat, meyakinkan petani agar tidak ragu menjalin kemitraan tebu. Menurutnya, harga tebu relatif stabil karena menjadi bahan baku utama gula pasir yang termasuk dalam sembilan bahan pokok (sembako).
“Kebutuhan gula nasional saat ini sekitar 7 juta ton per tahun, sementara produksi nasional baru sekitar 3 juta ton. Artinya, Indonesia masih mengalami kekurangan gula yang cukup besar. Dengan kondisi ini, tidak ada alasan harga tebu anjlok,” ujar Saeful.

Ia menambahkan, petani yang bergabung dalam kemitraan SGC akan mendapatkan bimbingan teknis budidaya tebu secara intensif, mulai dari persiapan lahan hingga masa panen.
“Petani yang sudah mendaftar akan kami dampingi melalui bimbingan teknis agar hasil tebunya maksimal,” katanya.
Bimbingan teknis tersebut akan dilaksanakan dua kali dalam sepekan dengan sistem kelas kecil, sekitar 10 peserta per kelompok, guna memaksimalkan proses transfer pengetahuan.
“Keahlian harus ditransfer, bukan disimpan. Itu menjadi salah satu keunggulan kemitraan tebu SGC, agar petani bisa lebih cepat dan mandiri dalam pengelolaan tebu,” pungkasnya. (**)
Editor: Harian Momentum
