Harianmomentum--Diakui
atau tidak, saat ini bahaya laten kebangkitan ideologi komunis sudah mulai
muncul dalam konstelasi politik Indonesia, bahkan para pendukung mereka kerap
melakukan gerakan untuk menyatakan eksistensinya. Walaupun masih dengan cara
tertutup, mereka cepat mengupayakan agar semakin banyak masyarakat yang terpengaruh
oleh ideologi komunis.
Salah satu indikasi mulai munculnya komunisme adalah ditemukannya
masyarakat dengan menggunakan kaos lambang palu arit dan coretan atau logo
komunis di Madura, Jawa Timur dan beberapa daerah lainnya.
Kebangkitan komunis ini perlu diwaspadai oleh semua pihak karena
semua tahu jika komunis bangkit maka mereka akan menghabisi musuh utamanya
yaitu para ulama, sehingga kebangkitan komunis harus dicegah sekuatnya dan
jangan sampai pembataian ulama terulang kembali.
Sementara itu, salah seorang Kritolog dan pakar komunisme di Nusa Tenggara Barat yang tidak mau
disebutkan namanya menyampaikan bahwa kebangkitan PKI di Indonesia sudah
nyata. Bahkan, diduga banyak pendukung komunis yang sudah menyebar ke seluruh
level masyarakat.
Pendukung kebangkitan PKI sudah berani menunjukkan diri dengan
adanya masyarakat secara terang-terangan menggunakan atribut komunis seperti
kaos dan mencat lambang komunis dibeberapa lokasi termasuk tempat ibadah. Umat
Islam harus memperkuat persatuan dan kesatuan dalam mengantisipasi kebangkitan
PKI.
Salah satu saksi hidup kekejaman PKI asal Nusa Tenggara Barat
mengatakan, melihat kemunculan tanda-tanda komunis sudah mulai ada dengan
ditemukannya beberapa kasus di beberapa daerah termasuk di NTB dimana TNI,
Polri dan BIN menemukan beberapa warga yang memilki bendera komunis dan pakaian
lambang komunis.
Kemudian di Jawa Timur Madura masjid di cat lambang Komunis,
dibeberapa daerah ditemukan masyarakat menggunakan Kaos komunis. Sejarah PKI di
NTB ada di lokasi Rembige, Ampenan dan Narmada, serta berbagai kasus lainnya.
Perang melawan PKI tidak hanya dilakukan oleh TNI, namun juga oleh organisasi
Islam dan kepemudaannya.
Harus ada gerakan dari bawah dalam menolak dan melawan terkait
adanya gerakan komunisme, jadi tidak hanya berpangku pada ulama GNPF MUI
yakni Habib Riziq dan Bachtiar Nasir yang saat ini terus menghimbau kepada
masyarakat untuk mengatisipasi dan mewaspadai akan lahirnya bahaya komunis
baru. “Pihaknya mendukung penguatan ekonomi syariah yang digagas oleh
GNPF MUI dan ini harus terealisasi dengan mendirikan koperasi syariah 212.
Saat ini terdapat beberapa koperasi syariah yang didirikan oleh
para tokoh ulama seperti koperasi syariah GNPF MUI yang akan mendirikan M 212
M, Koperasi syariah Ary Ginanjar, Koperasi Syariah Dewan Masjid, dimana.
koperasi syariah ini merupakan momentum untuk menyatukan gerakan umat.
Pihaknya dipercaya oleh Dewan Masjid untuk mendirikan Koperasi Syariah,” katanya seraya menambahkan organisasi Kepemudaan Islam membangun gerakan dengan mendorong pihak aparat keamanan dan intelijen di Pusat dan daerah untuk ikut mencegah bahaya bangkitnya PKI.
Mempererat Tali Persaudaraan dan Kesatuan
Untuk
menangkal kebangkitan komunisme, maka slogan NKRI adalah harga mati dan UUD
1945 adalah komitmen kebangsaan hendaklah dipahami oleh seluruh elemen
masyarakat Indonesia, terutama pemuda Indonesia yang menjadi target utama
perekrutan anggota komunis ataupun teroris di era kekinian.
Padahal
pemuda Indonesia memiliki tiga mandat penting yaitu tidak akan ada yang bisa
memecah belah NKRI; Mempertahankan tegaknya Islam di indonesia; Bersinergi
dengan pemerintah untuk memberikan kebaikan bagi warga Indonesia khususnya umat
Islam.
Bangsa
Indonesia secara keseluruhan harus menyadari bahwa kita tidak mengenal suku
Lampung, Jawa, Papua, Cina atau apapun itu, karena kita semua adalah Indonesia
dan kebetulan kebetulan ada lahir di Jawa, Lampung, Papua, beragama Islam,
Nasrani dan sebagainya, tapi kita semua adalah indonesia.
Banyak
organisasi kemasyarakatan dan keagamaan di Indonesia yang ikut andil dalam
peran kemerdekaan Indonesia dan lahirnya Pancasila dan UUD yang sampai saat ini
dan untuk mendatang tidak akan ditukar dengan paham yang lain.
Oleh karena
itu, wajar ketika Pancasila diganggu oleh PKI, teroris dan kelompok separatis
maka banyak organisasi kemasyarakatan dan keagamaan bersama TNI, Polri dan BIN
bahu membahu untuk memerangi PKI.
Harus
diingat bahwa semua pemuda di Indonesia memiliki tanggung jawab yang sama untuk
menjaga keutuhan Indonesia, karena saat ini banyak usaha dari oknum yang tidak
bertanggung jawab untuk memecah belah negara Republik Indonesia.
Tugas pemuda
melindungi dan mempertahankan NKRI ke depan akan semakin ketat atau berat.
Untuk itu, peran pemuda mengikuti jenjang-jenjang pendidikan, karena
pendidikan atau ilmu sangatlah penting; belajar berfikir secara sistematis.
Jika pemuda
tidak berpikiran sistematika maka pemuda akan mudah menerima informasi hoax
yang tentunya informasinya akan menyesatkan yang akan menyebabkan terganggunya
keutuhan NKRI; mampu mengamati pesan-pesan yang tersurat dan juga yang tidak
tersurat.
Artinya
harus dapat mencerna dan mengamati situasi dan kondisi; mampu menganalisa serta
perlu mengimplementasikan, artinya ilmu yang diperoleh dapat diterapkan
ditengah masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan keutuhan
NKRI.
Pemuda
Indonesia perlu menyadari bahwa situasi apapun jangan mudah dibelokkan oleh
pihak-pihak yang ingin memecah belah NKRI, komitmennya ialah keutuhan NKRI.
Jangan menyebarkan informasi yang salah dan setiap isu-isu yang beredar jangan
mudah memutuskan dan menyimpulkan sehingga menghasut ke arah yang negatif.
Disisi yang
lain, peran pemerintah dan kita semua sangat dibutuhkan untuk mengajak dan
mendorong maayarakat agar dapat menjaga keamanan di daerahnya masing-masing
sehingga kehidupan dan roda perekonomian akan berjalan dengan baik.
Masyarakat
harus kukuh dan bulatkan tekat untuk menjaga kesatuan republik indonesia dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan positif, karena dengan cara itu komunis, teroris
dan separatis tidak akan berkembang di Indonesia.(**)
Editor: Momentum