Proyek Molor, Penganggaran Pemkot Diduga Tidak Tepat

img
Proyek pembangunan Puskesmas Rawat Inap Waylaga senilai Rp5 miliar. Foto: Glenn KS

MOMENTUM, Bandarlampung--Molornya penyelesaian proyek pembangunan di Kota Bandarlampung diduga karena penyusunan anggarannya tidak tepat.

Penilaian itu disampaikan pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Bandarlampung (Unila), Dr. Usep Syaipudin.  

Menurut dia, di tengah keuangan yang sedang sulit dan semua melakukan refocussing dan penghematan. Tapi Bandarlampung masih terus melakukan pembangunan, seperti besar pasak daripada tiang.

"Dugaan saya ada ketidak-tepatan dalam penganggaran di Pemkot sehingga membuat sejumlah proyek pembangunan di Kota Bandarlampung menjadi molor," katanya kepada harianmomentum.com, Rabu (29-12-2021).

Keuangan pemkot pada 2020, menurut dia, memprihatinkan akibat  banyaknya hutang dan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) jauh di bawah target. Sehingga anggarannya tidak mencukup untuk memenuhi kebutuhan belanja daerah.

Menurut dia, yang terjadi pada saat ini merupakan dampak lanjutan hancurnya keuangan pemkot dari tahun 2020. Hal ini juga ditunjukan dengan diperolehnya opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Tahun 2020 itu keuangan pemkot bandarlampung sudah memprihatinkan bahkan sekarat. Dugaan saya, ini adalah dampak lanjutan dari tahun 2020. Kan kalau kita ikuti perkembangannya, seperti penerangan lampu jalan itu juga kan nunggak, akhirnya diputus. Ada juga beberapa hak pegawai pemkot yang belum dibayarkan," ucapnya.

Karena itu, Usep meminta pemkot tidak menyalahkan pandemi, karena itu tidak bisa diterima. "Yang dilanda pandemi bukan hanya Bandarlampung, tapi seluruh Indonesia. Kenapa daerah lain bisa tapi Bandarlampung tidak?" katanya.

Laporan: Glenn KS

Editor: M Furqon.






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos