Tangani Stunting, Pemkab Lamsel Sinergi dengan BKKBN

img
Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto (kanan) dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Nurizky Permanajati

MOMENTUM, Kalianda--Stunting atau gangguan pertumbuhan tubuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, menjadi salah satu ancaman utama terhadap kemampuan daya saing bangsa. Karena itu, diperlukan sinergi yang kuat seluruh elemen untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Demikian disampaikan Bupati Lampung Selatan (Lamsel) Nanang Ermanto saat menerima kunjungan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung Nurizky Permanajati, baru-baru ini.

"Masalah stunting ini tidak bisa diselesaikan sendiri oleh pemerintah daerah. Harus ada sinergi yang kuat dari seluruh elemen. Termasuk dengan BKKBN," kata Bupati Nanang Ermanto.

Karena itu, dia berharap, kunjungan kepala BKKBN Perwakilan Provinsi Lampung bisa menjadi momentum mencetuskan program kolaborasi yang lebih efektif untuk mengentaskan masalah stunting, khususnya di Kabupaten Lamsel. 

Pada kesempatan itu, Nanang juga menyampaikan capaian penurunan angka prevalensi stunting di kabuapten setempat. Saat ini, prevalensi stunting di Kabuapten Lamsel telah menyentuh 9,9 persen.

"Capaian prevalensi stunting ini tentu hasil kolaborasi dan kerja keras dseluruh stakeholder terkait," ungkapnya.

Sebelumnya Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Nurizky Permanajati menyapaikan, kunjungan tersebut untuk membahas sinergi program kerja dengan Pemkab Lamsel, khsusnya terkait penanganan permasalahan stunting.

Menurut dia, penanganan masalah stunting bukan semata hanya terkait kebutuhan gizi. Lebih dari itu menyangkut peningkatan kualitas sumber daya manusia.

"Kita perlu merumuskan formulasi merubah mindset SDM. Salah satunya dengan mengedukasi mulai dari program balita dan lain-lain. Ini program jangka panjang yang hasilnya tidak bisa dilihat dalam waktu singkat," kata Nurizky.

Salah satu upaya merubah mindset SDM untuk pengentasan stunting bisa dilakukan dengan memperhatikan usia pernikahan. "Jangan sampai, kasus pernikahan dini semakin meningkat, karena ini dapat berpengaruh buruk, terutama terhadap kesehatan ibu dan bayi," terangnya. (**)






Editor: Munizar





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos