MOMENTUM, Bandarlampung--Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung mulai menyusun Rencana Kontijensi Bencana Prioritas.
Penyusunan itu dilakukan dalam Rapat Pembahasan Dokumen Rencana Kontijensi Bencana Prioritas di Aula BPBD Lampung sejak kemarin.
Hal itu merupakan salah satu wujud kesiapsiagaan dan upaya untuk mengantisipasi kejadian bencana alam yang dimungkinkan dapat terjadi sewaktu-waktu dengan membangun sinergi bersama semua pihak.
Terdapat tiga fase utama dalam pelaksanaan penanganan bencana: Prabencana, tanggap darurat dan pascabencana.
Pada penyusunan rencana kontijensi bencana prioritas dilakukandengan dua isue utama: tsunami dan tanah longsor.
Terlebih, Lampung memilih garis pantai yang cukup panjang. Sehingga tsunami merupakan bencana yang tidak dapat diprediksi.
Kepala Pelaksana BPBD Lampung Rudy Sjawal Sugiarto menekankan, dalam setiap bencana hendaknya selalu mengutamakan ketepatan dan kecepatan respon dalam penanganannya.
Menurut dia, pemahaman masyarakat tentang ancaman dan penanganan bencana alam merupakan hal penting yang menjadi salah satu faktor yang dapat meminimalisir jatuhnya korban jiwa.
"Sosialisasi kebencanaan agar dapat dilakukan secara masif dan terus menerus sebagai upaya memberi pemahaman kepada masyarakat," kata Rudy mewakili Sekprov Lampung Fahrizal Darminto.
Karena itu, pemprov terus berkomitmen untuk melakukan pencegahan, mitigasi, penanganan dan kesiapsiagaan guna mengantisipasi jika terjadi bencana.
"Momen ini hendaknya dapat dimanfaatkan secara efektif untuk dapat saling belajar, bekerja bersama untuk kepentingan penanggulangan bencana di Provinsi Lampung," harapnya.
Sementara itu, berdasarkan data Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Januari 2023, ada beberapa kabupaten/kota yang beresiko terjadinya longsor.
Seperti Lampung Barat, Waykanan, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara, Pesawaran, Pesisir Barat, Pringsewu, Tanggamus dan Bandarlampung. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya