MOMENTUM,Bandarlampung--Kepolisian Daerah (Polda) Lampung membentuk tim khusus untuk mengusut tewasnya siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Kemiling, Bandarlampung.
"Pembentukan tim khusus ini guna mencari titik terang peristiwa meninggalnya siswa di SPN Kemiling Polda Lampung," kata Kapolda Lampung Irjen Pol Helmy Santika kepada wartawan, Senin (21-8-2023).
Siswa yang meninggal dunia diduga kelelahan setelah mengikuti kegiatan kemudian terjatuh tersebut adalah Advent Pratama Telaumbanua (APT).
Namun, untuk mengungkap kebenaran kasus tersebut, Kapolda Lampung membentuk tim guna mengusut tuntas kasus tersebut.
Helmy menunjuk Wakapolda Lampung Brigjen Pol Umar Effendi sebagai ketua tim dengan beranggotakan Irwasda, Direskrimum, Karo SDM, Kabid Propam dan Kabid Dokkes.
"Bahwa tim ini akan bertugas untuk melakukan penyelidikan secara mendalam tentang terjadinya peristiwa tersebut dan kegiatan ini akan dilakukan secara transparan. Apapun hasilnya akan disampaikan ke publik," ungkapnya.
Sebagai informasi, seorang siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Kemiling, Lampung, meninggal dunia setelah pingsan dua kali saat mengikuti apel siang.
Peristiwa tersebut terjadi di SPN Kemiling pada Selasa (15-8-2023) siang. Siswa bernama Advent Pratama Telaumbanua itu menghembuskan napas terakhir di IGD RS Bhayangkara Polda Lampung pada pukul 14.45 WIB.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Lampung Kombes Umi Fadillah Astutik juga menjelaskan kronologis meninggalnya APT saat pendidikan yang berlangsung di SPN Kemiling, Selasa (15-8-2023).
Umi mengatakan, Advent jatuh ketika akan mengantri makan usai menjalani kegiatan pembinaan fi sik di siang hari. Dia sempat mendapatkan penanganan di klinik.
“Jadi peristiwa itu saat seluruh siswa selesai melaksanakan pembinaan fisik di siang hari, berjalan menuju ruang makan untuk melaksanakan makan siang. Di dalam barisan, yang bersangkutan tiba-tiba terjatuh dan langsung ditolong oleh teman sepeletonnya dan pengasuh. Setelah dipanggilkan petugas klinik SPN untuk diperiksa,” jelas Umi.
Namun, kondisi Advent memburuk dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung, tapi nyawanya tak tertolong.
“Saat dirawat, tingkat kesadarannya semakin menurun, sehingga dibawa ke RS Bhayangkara. Tiba di RS Bhayangkara langsung menuju IGD untuk mendapatkan pertolongan. Namun, tidak berapa lama yang bersangkutan dinyatakan meninggal,” imbuhnya.
Umi menuturkan diagnosa sementara penyebab meninggalnya Advent karena sakit jantung.
”Dari hasil pemeriksaan tim dokter, jadi untuk penyebab yang bisa disampaikan dengan diagnosa henti jantung, henti napas,” tandasnya.
Umi menjelaskan, Advent sempat menjalani sejumlah prosedur tindakan oleh dokter Forensik RS Bhayangkara, sebelum dinyatakan meninggal dunia.
“Kemarin sudah dilakukan pemeriksaan ke IGD sebelumnya dan dilakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) sebanyak tiga siklus. Kemudian masuk ke dalam kategori koma dan dinyatakan henti jantung henti napas,” jelas dia.
Dari penjelasan Dokter RS Bhayangkara, Umi menuturkan, Advent kondisinya sakit hingga akhirnya tumbang. Kemungkinan besar sakit tersebut tidak terdeteksi saat masuk pendidikan.
“Dengan diagnosa henti nafas henti jantung karena dinyatakan sakit, jadi memang walaupun dalam kondisi waktu masuk prima segala hal dalam kegiatan, mungkin baru ketahuan. Jadi keluarga membuat surat penolakan untuk tidak melakukan pemeriksaan lanjutan berupa autopsi,” bebernya.
Umi mengatakan, pihak keluarga menolak jenazah anaknya dioutopsi oleh rumah sakit. Keluarga menganggap meninggalnya Advent karena sakit. (**)
Editor: Muhammad Furqon