MOMENTUM, Bandarlampung--Investasi menjadi salah satu faktor dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Lampung.
Sehingga, dengan meningkatkan investasi merupakan strategi untuk menumbuhkan ekonomi di daerah maupun nasional.
Meski demikian, dibutuhkan kreativitas, integrasi potensi daerah, serta regulasi yang baik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tidak lagi bertumpu pada sumber daya alam.
Demikian benang merah diskusi bertajuk “Mendesain Arah Kebijakan Peningkatan Investasi di Provinsi Lampung,” yang diselenggarakan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lampung, di Golden Tulip Bandarllampung (16-5-2024).
“Suatu daerah atau negara menjadi makmur bukan karena ‘warisan’ sumber daya alamnya. Tetapi karena kemampuan berkreasi dan berinovasi untuk meningkatkan nilai tambah,” kata Jimmy Gani yang menjadi salah satu narasumber.
Menurut pengusaha tersebut, mendorong pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya dilakukan pemerintah. Tetapi perlu peran aktif para pemangku kepentingan untuk berkontribusi mencapai kemajuan.
Pendekatan hexahelix harus dilakukan dengan melibatkan unsur pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, LSM, media massa, serta masyarakat yang terdampak atau penerima manfaat.
“Dalam kolaborasi itu, pemerintah menjadi fasilitator dengan institusi yang baik, dan dunia usaha sebagai aktornya," jelasnya.
Menurut dia, saat ini Indonesia sedang berada pada masa transisi maka pembangunan Ibukota Kota Nusantara (IKN) akan menjadi pusat pertumbuhan, disamping sentra-sentra ekonomi baru di berbagai daerah di Indonesia.
Transisi peradaban ini membutuhkan pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan dan keterampilan, untuk meningkatkan produktivitas SDM secara nasional.
Senada, Wakil Ketua KADIN Provinsi Bali Agus Maha Usadha menjelaskan, kreativitas dan keterampilan SDM, integrasi potensi daerah, dan dukungan infrastruktur menjadi kunci utama untuk mendorong potensi daerah menjadi kekuatan nyata dalam meningkatkan perekonomian.
Agus mendukung Pemerintah Daerah untuk mengawali upaya peningkatan investasinya dengan melakukan pemetaan potensi dan kondisi sumber daya yang ada di daerah.
“Semakin baik dan akurat Pemerintah Daerah mengelola data potensi dan kondisi daerah, maka semakin baik untuk prospek investasinya,” kata Agus.
Menurut dia, Lampung memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibanding Provinsi Bali. Mengingat Bali mengandalkan pariwisata sebagai sektor utama dalam perekonomian.
Sedangkan Lampung memiliki keanekaragaman sektor yang kaya sebagai sumber daya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Lampung memiliki potensi pariwisata yang besar, di samping potensi pertanian, perkebunan, peternakan, juga energi yang cukup menjanjikan.
Agus mengakui aspek regulasi masih menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi para investor secara nasional.
"Memang secara regulasi sekarang sudah lebih tersetruktur dan sudah online, tetapi masih banyak regulasi yang perlu direviu kembali lebih jauh terkait implementation operation, termasuk regulasi yang ada di daerah-daerah," jelasnya.
Sementara, menurut Fajar Hadi Pratama, narasumber dari Bappenas, saat ini Indonesia memiliki peluang untuk menjadi negara maju dengan pendapatan yang tinggi.
"Ini satu momentum yang kita dapatkan dalam memasuki bonus demografi, yang tidak akan terulang,” kata Fajar.
Sementara, narasumber dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Hesthi Setyoprathiwi mengatakan, harus terbangun koordinasi dan kerjasama antar-perangkat daerah agar bisa menarik investor dengan insetif tertentu, tetapi tidak merugikan daerah.
Pemberian insentif untuk para investor ini harus juga disesuaikan dengan kemampuan daerah. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya