MOMENTUM, Palembang--Mengisi Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024, Ikatan Keluarga Besar Istri (IKBI) Karyawan PTPN I menggelar seminar berbasis web (webinar) di Palembang, Selasa 4 Juni 2024.
Webinar Kelola Sampah Menjadi Sumber Daya Produktif, untuk mengkampanyekan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk mengelola sampah secara bijak.
“Pilah sampah dari rumah!” Pesan inti itu disampaikan Ketua IKBI PTPN I Ira Purwani Kartika saat memberi sambutan pada Webinar yang diprakarsai IKBI PTPN I Regional 7 itu. Ira Kartika, sapaan akrab istri Direktur Utama PTPN I Teddy Yunirman Danas itu mengatakan, IKBI sebagai wadah berhimpunnya para istri karyawan PTPN harus menjadi teladan, pelopor, dan penggerak pengelolaan sampah rumah tangga di sekitar lingkungan.
“Atas nama pengurus IKBI PTPN I, saya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada IKBI (PTPN I) Regional 7 yang memprakarsai seminar hybrid ini. Tema seminar ini sangat penting karena kita sebagai ibu sangat dekat dengan urusan domestik. Dari hal yang mungkin dianggap sepele ini, kita bisa berbuat untuk kemaslahatan alam dan lingkungan,” kata dia.
Seminar yang menghadirkan Agus Solihin, aktivis bank sampah dan pengelola Emak.Id di Lampung. Dalam Pembukaan acara berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman itu hadir Dirut PTPN I Teddy Yunirman Danas, Direktur Operasional Fauzi Omar, Direktur Pemasaran dan Manajemen Aset, SEVP Operation Regional 7 Wiyoso. Seluruh pengurus IKBI Regional juga hadir di acara yang diselenggarakan di Kantor Penghubung Regional 7 Sumsel di Palembang; sedangkan seluruh pengurus IKBI dari Regional 1 sampai Regional 8 mengikuti secara daring.
Sebagai Ketua Panitia Webinar, Linda Wiyoso menyampaikan sambutan selamat datang. Dalam paparan singkatnya, istri SEVP Operation Regional 7 Wiyoso ini mengatakan, sejak 2020, pihaknya sudah memulai gerakan pengelolaan sampah di lingkungan rumah tangga dan perusahaan. Bekerja sama dengan Emak.id, IKBI Regional 7 telah membangun dua unit Bank Sampah yang ditempatkan di Kompleks Kantor Regional dan di unit kerja.
“Bank sampahnya kami beri nama Bestie Boemi. Para anggota setiap saat mengirimkan sampah yang telah dipilah dan yang bisa dilakukan 3R, yakni reduced, reused, dan recycled. Lalu, sebulan sekali pihak Emak.Id akan mengambil untuk kemudian dimanfaatkan sesuai jenisnya. Ini cukup efektif, terutama untuk mengedukasi dan membangun budaya pilah sampah di lingkungan kami,” kata dia.
Dalam menularkan rasa kepedulain terhadap pengelolaan sampauh, IKBI Regional 7 juga sudah membangun jaringan terdiri dari para volunteer dalam menggerakkan pemanfaatan bank sampah ini. Jaringan Bank Sampah Bestie Boemi saat ini telah memiliki 43 volunter atau relawan yang secara berkala melakukan kegiatan berkaitan dengan pengelolaan sampah, utamanya sampah rumah tangga.
“Webinar yang kami laksanakan saat ini adalah bagian dari kampanye supaya kepedulian terhadap sampah ini bisa menular lebih luas. Ini juga sebagai pengingat bagi kita pada peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2024. Kami percaya, dari langkah kecil ini bisa ikut menyelamatkan bumi dari kerusakan,” kata dia.
Sebagai Pembina, Dirut PTPN I Teddy Yunirman Danas juga memberi sambutan. Mengutip Protokol Kyoto (Kyoto Protocol to the UNFCCC) 1997 tentang pengurangan emisi efek rumah kaca dan disepekati dunia, ia mengatakan penyelamatan dan pelestarian bumi dari emisi karbon berbahaya sudah menjadi kewajiban setiap manusia. Pemanasan global yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan hidup menjadi tanggung jawab bersama dengan mengambil peran secara maksimal.
“Saat ini kita sudah merasakan betapa suhu bumi semakin panas. Ini adalah efek dari kerusakan lingkungan yang semakin menjadi. Oleh karena itu, adalah tanggung jawab kita bersama untuk ikut serta dalam menjaga lingkungan agar lestari. Sebab, bumi kita ini akan kita wariskan kepada anak cucu kita,” kata dia.
Pilihan IKBI PTPN I menggelar Webinar tentang Pengelolaan Sampah ini disebut Teddy sebagai langkah konkret dan visioner. Ia mengaku mempunyai pengalaman betapa sampah plastik tidak bisa diurai secara alami dalam waktu yang sangat lama. Jika tidak ada kesadaran untuk memilah sampah yang kemudian diolah oleh para pihak menjadi sesuatu yang bermanfaat, maka bumi kita akan rusak oleh pencemaran dan limbah yang tidak sehat.
“Saya pernah berlayar di laut sampai sangat jauh. Dan di tengah laut itu saya menemukan botol kemasan air mimun. Artinya, membuang sampah sembarangan akan angat berbahaya. Intinya, kami Manajemen PTPN I mendukung dan terus mendorong apa yang telah dilakukan IKBI ini. Ramah dalam pengelolaan sampah ini harus menjadi budaya kita, harus menjadi habbit, bukan sebatas seremonial saja,” kata Teddy.
Pada sesi pemaparan materi, Agus Solihin menyampaikan banyak hal, liku-liku, hingga tantangan dalam pengelolaan sampah. Selain itu, ia juga memberi beberapa tips dan trik untuk membangkitkan kepedulian kepada masalah sampah kepada masyarakat. Lebih dari sekadar misi lingkungan, aktivis lingkungan bergelar sarjana perikanan juga memberikan contoh barang-barang yang dibuat dari olahan sampah. (*)
Editor: Muhammad Furqon