Waspada, Lampung Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan

img

MOMENTUM, Bandarlampung--Lampung menjadi salah satu provinsi yang rentan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat musim kemarau.

Hal itu mengacu pada berdasarkan Peta Drought Code tingkat kemudahan terbakar dilapisan bawah permukaan tanah dari BMKG tertanggal 2 September 2024.

Begitu disampaikan Manager Advokasi dan Kampanye Walhi Lampung Edi Susanto saat diwawancarai, Selasa (3-9-2024).

Edi menyampaikan, dalam peta tersebut, hampir seluruh wilayah di Lampung berwarna merah. 

"Artinya, kondisi lapisan permukaan tanah bagian bawah dalam kondisi sangat kering," kata Edi.

Terlebih, menurut dia, selama beberapa hari terakhir, suhu pada siang hari mencapai 36 derajat celcius. 

"Tentu ini menjadi salah satu penyebab karhutla karena kondisi hutan dan lahan yang kekeringan," ujarnya.

Karena itu, pemerintah diminta untuk segera segera mengatisipasi dan memitigasi terjadinya karhutla. 

Upaya tersebut bisa dilakukan dengan membentuk satgas dan pos-pos pantau yang siaga serta kontak pengaduan yang mudah diakses langsung oleh masyarakat.

"Sosialisasi dan pelarangan kegiatan pembakaran lahan sangat perlu digalakkan untuk menjaring dan melibatkan semua elemen masyarakat. Khusunya masyarakat sekitar lokasi potensi karhutla untuk bersama-sama dalam upaya mitigasi," jelasnya.

Dia menilai, jika terjadi kebakaran akan berdampak pada eksistensi hutan dan lahan yang berkurang. 

"Serta kondisi lingkungan yang semakin buruk dengan menurunya kwalitas udara sampai pada masalah kesehatan masyarakat sekitar terjadi nya karhutla," jelasnya.

Sementara, Kepala Dinas Kehutanan Lampung Yanyan Ruchyansyah mengatakan, telah melakukan antisipasi dan mitigasi karhutla.

"Saat ini kami terus melakukan pemantauan hotspot dan kejadian karhutla di berbagai lokasi serta koordinasi antarpihak dalam rangka penanggulangan kebakaran hutan dan lahan," kata Yanyan.

Selain itu, Pemerintah Provinsi Lampung juga telah membuat surat edaran ke bupati/walikota untuk antisipasi dan mitigasi karhutla.

"Pemerintah juga mengaktifkan posko bencana, memastikan sarana dan prasarana penanggulangan karhutla tersedia dan memadai, memprioritaskan deteksi dini, dan melakukan monitoring secara rutin dan berkala," sebutnya.

Meski demikian, dia mengungkapkan, kebakaran hutan dan lahan tahun 2024 telah menurun dibandingkan 2023.

Pada tahun 2024, luas kebakaran yang terjadi pada Januari hingga Juli hanya 1.750,80 hektare. 

Sementara tahun sebelumnya, pada periode yang sama kebakaran hutan dan lahan luasnya 4.853,36 hektare.

"Berdasarkan data Sistem Pemantauan Karhutla Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, luas hutan dan lahan yang terbakar di Lampung memang berkurang cukup signifikan," tuturnya. (**)









Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos