Regional 7 Catat Kinerja Terbaik se-PTPN I Supporting.Co

img

MOMENTUM, Bandarlampung -- Proyeksi PTPN III Holding menjadikan eks. PTPN VII sebagai backbone Supporting.Co pasca pembentukan tiga subholding tidak meleset. Meski tinggal mengelola komoditas karet dan sedikit teh, entitas yang saat ini menjadi bagian dari unit kerja Subholding PTPN I dengan sebutan Regional 7 ini menunjukkan performa terbaiknya. Hingga September 2024, kinerja Regional yang memiliki wilayah kerja di Lampung, Sumsel, dan Bengkulu ini berada di urutan teratas dari delapan Regional yang ada di Subholding Supporting.Co.

Pernyataan itu disampaikan Dewan Komisaris PTPN I pada rapat evaluasi usai kunjungan kerja di Regional 7 selama tiga hari di Bandar Lampung, Jumat (26/10/24). Ketua Tim Kunungan Dekom Nurhidayat dalam pernyataannya menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada jajaran Board of Regional Management (BRM) Regional 7 beserta jajaran yang telah bekerja keras mengejar target yang telah ditetapkan.
Tiga Anggota Dekom, yakni Nurhidayat, Dedi Sunardi, dan Tri Siswanto datang didampingi beberapa Anggota Komite Dekom. Rapat penutup setelah tim meninjau Pabrik Karet Pematang Kiwah, Pabrik Karet Way Berulu, Pabrik Karet Kedaton, potensi wisata Teluk Nipah, dan tambang batu PT Optima Nusa Tujuh itu membahas kondisi terkini, perbaikan proses bisnis, dan proyeksi ke depan.
Sebelum diskusi, rapat diawali presentasi oleh Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun. Hadir mendampingi, SEVP Business Support Bambang Agustian, para Kepala Bagian, para Manajer Kebun wilayah Lampung, dan pejabat utama lain. Sedangkan dari Head Office PTPN I Hadir Kepala Divisi Tanaman Karet Hendra Putra beserta beberapa staf.
Merespons presentasi Tuhu Bangun, Nurhidayat mengatakan, sejak mula pembentukan tiga subholding di PTPN III Holding dimaksudkan agar satu entitas fokus kepada satu komoditas saja. Namun, karena ada beberapa komoditas non core yang ada di beberapa PTPN, dibentuk Supporting.Co untuk mengurusnya.
“Kita tahu, pembentukan Subholding kan untuk fokus kepada satu komoditas. Sugar.Co untuk gula, Palm.Co untuk sawit. Kita (PTPN VII) kan punya sawit, juga tebu. Dengan transformasi bisnis di Holding itu, tebu geser ke Sugar dan sawit geser ke Palm. Tinggal karet dan teh yang saat itu relatif kurang bergairah. Tetapi, dengan kesungguhan, Regional 7 bisa membuktikan hari ini,” kata Pak Nur, sapaan akrabnya yang sebelumnya menjabat Komisaris Utama PTPN VII ini.
Nuhidayat mengatakan, sebagai instrumen pengawasan dalam entitas, Dewan Komisaris sudah keliling ke semua Regional yang ada di PTPN I Supporting.Co. Pihaknya juga sudah membaca lapora kinerja dari setiap regional, dari Regional 1 sampai Regional 8. Secara keseluruhan, di masa transisi sejak disahkan pada 1 Desember 2023, entitas juga belum memasang target optimistis mengingat kondisi lapangan dan perkembangannya.
Namun demikian, dengan upaya maksimal, seluruh elemen dan komponen bekerja keras untuk menjawab tantangan berat, terutama di masa konsolidasi ini.
“Di masa konsolidasi ini memang manajemen belum berani memasang RKAP positif. Tetapi, dengan kinerja Regional 7 yang hingga September 2024 ini sudah bisa mencatatkan laba, kami sangat optimistis tahun depan Supporting.Co harus bisa positif. Kita harus jadikan Regional 7 ini sebagai contoh bagia Regional lain. Meskipun ada faktor windfall yang menjadi berkah bagi kita,” kata dia.
Senada, Komisaris Dedi Sumardi juga menyampaikan apresiasinya. Namun demikian, dia mewanti-wanti untuk tetap waspada terhadap berbagai bentuk intervensi dan gangguan dari eksternal.
“Dari diskusi dan peninjauan kita kemarin, kami mendapati beberapa masalah krusial terkait aset lahan. Kami berpesan agar Pak Tuhu (Region Head) dan kawan-kawan cermat dan tanggap terhadap masalah ini. Sebab, masalah ini cukup rentan menjadi objek isu negatif. Tetapi kami sangat percaya Pak RH sangat paham dengan yang model beginian,” kata dia.
Dari sisi kebijakan umum, Komisaris Tri Siswanto juga menyampaikan penilaian positif respons manajemen Regional perubahan nomenklatur entitas. Dengan berubahnya status PTPN VII menjadi PTPN I Regional 7 yang mengharuskan semua aset berubah nama, Regional 7 dinilai cukup cepat dalam menggalang dukungan dari parapihak.
“Kami apresiasi langkah manajemen Regional ke Pemda, terutama, terkait perubahan status aset. Hampir semua Pemda yang ada Kebun kita sudah memberi rekomendasi BPHTB 0 persen. Ini sangat penting agar aset kita memiliki alas hak yang klir. Ini juga mencegah pihak lain yang berniat buruk untuk okupasi dan lainnya,” kata dia.
Pada statemen penutupnya, Region Head Tuhu Bangun menyampaikan terima kasih atas dukungan Kantor Pusat dan Dewan Komisaris yang selama ini menjadi instrumen penting dalam setiap pengambilan kebijakan. Ia mengatakan, pihaknya bisa berkontribusi positif karena merasa memiliki yang kemudian berhak atas apa yang diperoleh.
“Harus diakui, dalam prosesnya kami diuntungkan oleh beberapa aspek yang sesungguhnya di luar kendali kami, terutama soal harga jual produk. Tetapi, disisi lain kami memang merasa harus bekerja keras pasca ditinggalkan sawit dan tebu sehingga kami fokus juga. Mohon doa dan dukungannya agar ke depan kami lebih baik lagi,” kata dia.
Secara keseluruhan, Tuhu Bangun melaporkan kinerja tanaman dan pabrik hingga September 2024 hampir menembus target RKAP. Hingga akhir tahun 2024, kata dia, seiring mulai membaiknya tanaman setelah melewati masa gugur daun, pihaknya bisa menembus angka di atas 100 persen.
“Alhamdulillah Allah SWT., memberi kebaikan kepada kami sehingga target-target yang terpasang hampir tertembus. Ditambah harga jual yang membaik saat ini, kami bisa mencatatkan keuntungan lumayan,” kata pria lugas ini yang disambut tepuk tangan seluruh peserta rapat. (*)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos