MOMENTUM, Bandarlampung--Setiap perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, hampir di semua tempat melaksanakan kegiatan lomba, khususnya bagi anak-anak.
Begitu juga di Perumahan Kampoeng Al-Hanif, Sukarame II, Telukbetung Barat, Bandarlampung. Pada peringatan HUT ke 74 Republik Indonesia, diselenggarakan beragam perlombaan di perumahaan yang dihuni sekitar 25 kepala keluarga (KK) itu.
Lomba bertempat di halaman Masjid Murottal Haq, perumahan setempat, Sabtu (17-8-2019).
Ada hal menarik saat berlangsungnya perlombaan makan kerupuk. Dua peserta berumur sekira tujuh tahun "patah gigi" saat berlangsungnya perlombaan. Keduanya yaitu Hilda dan Aldo.
Pantauan harianmomentum.com, sekitar tujuh peserta lomba saling adu kecepatan, menghabiskan kerupuk yang terikat di sehelai tali.
Tak mudah menghabiskan kerupuk tersebut, sebab tidak boleh memakai lengan, ditambah angin yang saat itu bertiup cukup kencang, membuat kerupuk tak mau diam.
Namun, para pejuang cilik itu tetap bersemangat, mereka terus saja melahap sedikit demi sedikit kerupuk.
Ditengah-tengah perjuangan, seorang anak bernama Hilda mengatakan kepada seorang laki-laki kalau satu giginya patah.
"Gigi aku patah," ucap wanita kecil itu sambil menunjukan giginya yang patah.
Kemudian Hilda mengambil segelas air minum, lalu berkumur-kumur. Bukannya menangis atau berhenti dari berlombaan, Hilda malah balik lagi ke arena pertandingan.
Dia kembali melahap sisa kerupuknya yang masih tergantung di seutas tali bersama beberapa rekannya yang lain.
Menurut ketua panitia lomba, Tony, selain Hilda ada seorang anak laki-laki yang juga mengalami hal serupa, giginya patah saat lomba makan kerupuk.
"Tadi si Aldo juga giginya patah pas lomba makan kerupuk. Keponakan saya dua-duanya ini, patah gigi," kata Tony.
Perjuangan Hilda tersebut mengisyaratkan pendirian yang teguh, menyelesaikan perjuangan hingga akhir tanpa memperdulikan dirinya sendiri.
Bagaimana dengan perjuangan para pahlawan yang gugur di medan laga saat bertempur melawan penjajah?
Pastilah sangat luar biasa. Mereka rela berkorban jiwa dan raga demi kemerdekaan Indonesia.
Untuk itu, jangan sekali-kali melupakan jasa para pahlawan (jas merah)," pesan proklamator kemerdekaan, Soekarno.(acw)
Editor: Harian Momentum