MOMENTUM, Menggala--Kepala Rumah Tahanan (Karutan) Kelas IIB Menggala Gowim Mahali beserta jajaran mengunjungi Balai Wartawan Sai Bumi Nengah Nyappur, Sabtu (29-2-2020). Tujuannya untuk melihat kondisi  kantor tersebut, usai direhab.

“Tempatnya nyaman, apalagi ditambah tempat santai di belakang kantor. Kita bisa melihat pemandangan yang indah, kalau dibuat tempat wisata lebih mantap,” kata Gowim.

Gowim Mahali yang masih hitungan bulan menjabat sebagi Kepala Rutan Menggala itu menyebut nama Balai Wartawan Sai Bumi Nengah Nyappur mirip dengan selogan Kabupaten Tulangbawang.

“Tentunya maknanya pasti dalam, untuk perkumpulan wartawan di PWI Tulangbawang,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua PWI Tulangbawang Abdul Rohman menyebutkan, makna dari nama yang disematkan Sai Bumi Nengah Nyappur, yakni masyarakat Tulangbawang sangat terbuka, mudah beradaptasi terhadap lingkungan, serta ramah dalam pergaulan. Itu kata dia, merupakan perwujudan sikap kemampuan, keluhuran dan keyakinan, serta percaya diri yang penuh.

Keterbukaan masyarakat Tulangbawang dalam bentuk kesediaan menerima pengaruh dan memberi pengaruh terhadap warga pendatang.

“Karena yang tergabung di PWI ini bermacam-macam media, suku, adat, budaya, agama yang berbeda. Makanya kita beri nama kantor dengan Balai Wartawan Sai Bumi Nengah Nyappur,” ucap Rahman--biasa disapa--.

Dia juga mengucapkan terima kasih atas kedatangan Karutan Gowim Mahali untu melihat Balai Wartawan Sai Bumi Nengah Nyappur ini. 

“Kelak kita punya program untuk membuat rumah singgah bagi wartawan-wartawan yang dari luar daerah, ketika mampir ada tempat bermalam gratis. Karena ukuran tanah kantor kita ini masih sisa panjang di belakang, kita buat kamar, musala, kolam ikan masih memungkinkan tempatnya,” kata Rahman.

Kedatangan Karutan Kelas IIB Menggala bersama dengan jajarannya Hasanudin Kasubsi Pengelolaan dan Kepegawaian, Didi Raindra Kepala Kesatuan Pengaman, Rizcho Sakanandy Kasubsi Pelayanan Tahanan, disambut oleh Ketua Abdul Rohman, Sekretaris Erwinsyah, beserta jajaran PWI Tulangbawang.(**)

Laporan: Abdul Rahman

Editor: Agus Setyawan