MOMENTUM, Bandarlampung--Generasi milenial harus mengupgrade skill dalam menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0.
Hal ini disampaikan Dr. Eng. Adha Imam Cahyadi, S.T., M.Eng. selaku pembicara dalam webinar Program Studi (Prodi) Sistem Komputer Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya dengan topik Implementasi IoT (Internet of Things) pada Dunia Kerja dan Usaha di Era Revolusi Industri 4.0 melalui zoom meeting, beberapa waktu lalu.
Adapun ratusan peserta mengikuti webinar yang juga diisi oleh Dosen Sistem Komputer IIB Darmajaya Sabam Parjuangan, S.Kom., M.Kom., yang berjalan selama 90 menit ini.
Adha Imam Cahyadi mengatakan Revolusi Industri dimulai dari yang pertama dengan peralatan mesin, water power, dan steam power. “Revolusi kedua, mulai melakukan mass production, assembly line, dan electricity yang kemudian pada Revolusi Industri 3.0 telah menggunakan komputer dan otomasi,” ungkapnya.
Saat ini, telah memasuki Revolusi Industri 4.0 dengan cyber physical system. “Revolusi Industri 4.0 sudah dilakukan pada negara Jerman tahun 2006 dalam pelaksanaannya. Indonesia belum melakukannya dan sampai saat ini masih belum siap berbeda dengan negara-negara maju,” ucapnya.
Di Revolusi Industri 4.0, sharing itu seketika. “Adanya technical assistance. Keputusan untuk menengah ke bawah digunakan mesin seperti membaca rekam medis itu mesin tetapi untuk keputusan melakukan operasi atau tidak itu dilakukan oleh human (manusia),” kata Dosen Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada ini.
Adha menerangkan Lulus kuliah itu bukan akhir dari segalanya tetapi untuk belajar lagi karena perkembangan ilmu itu cepat. “IoT adalah salah satu kunci dari elemen Industri 4.0. Contoh IoT, smart home dengan menggunakan sensor seperti pintu akan membuka sendiri ketika terdapat jari yang menyentuh,” ujarnya.
Dalam smart cities sudah diaplikasikan tidak ada petugas parkir yang menarik uang parkir. “Bisa secara otomatis tertagih dalam waktu bulanan. Tantangan IoT kedepan itu sebenarnya mudah dipelajari tetapi perkembangannya cepat sehingga harus upgrade skill,” tuturnya.
Hal senada juga dikatakan oleh Sabam Parjuangan yang menerangkan banyak layanan-layanan yang lebih kompleks untuk diterapkan melalui IoT. “Contohnya dari mahasiswa Sistem Komputer dengan lampu sakelar hanya dengan sensor dapat menyala,” ujarnya.
Peluangnya untuk generasi milenial, kata Sabam, dapat menjadi IoT developer profesional dan startup IoT. “Oleh karena itu kini tantangan lainnya dengan menyediakan layanan berbasis IoT. Untuk menang dalam skill Revolusi Industri 4.0 dengan melakukan inovasi,” ucapnya.(rls)
Laporan: Agung Chandra W
Editor: Agus Setyawan
Editor: Harian Momentum