MOMENTUM, Bandarlampung - Komunitas Seni Dian Arza Dance Company (DADC) Bandarlampung penggal akhir Agustus 2020 bakal menaja pergelaran seni secara daring dengan tajuk: “Marhalah”.
Pertunjukan yang berkonsep dancefilm ini akan berkolaborasi dengan Hasabi Raedi Hadyan, perancang busana (designer) Miss Polo Internasional 2019 dan juga Miss Polo Indonesia 2020.
Dian Angraini dari DADC di Bandarlampung, Jumat (14-8-2020) mengatakan, DADC memiliki kesamaan konsep dan visi dengan teman-teman Hasabi Couture. "Alhamdulillah, jadi dalam pergelaran “Marhalah” ini, semua kostum dirancang serta disiapkan dengan perfect oleh Hasabi Couture & Co," ujar Dian Anggraini, yang juga bertindak sebagai koreografer dalam pertunjukan “Marhalah” ini .
Kisah Tentang Kehidupan dan Cinta
Lebih lanjut, Dian yang pernah mengusung kisah perempuan penakik damar ini, membeberkan, “Marhalah” merupakan pertunjukan dengan konsep dancefilm ini mengisahkan tentang kehidupan dan perasaan manusia tentang cinta. Perasaan cinta terhadap orang tua, keluarga, istri, suami, bahkan juga cinta pada bangsa dan negara bisa dialami semua orang. Dalam proses kehidupannya, setiap orang pernah merasa tersakiti atau menyakiti juga ada konflik terjadi.
“Kondisi yang terjadi maupun konflik ini merupakan bagian dari perjalanan alias marhalah seseorang dalam mencari kebahagiaan yang sesungguhnya. Lahir, hadapi dam raih. Itu pesannya,” terang Dian.
Sedang konsep garapan Marhalah merupakan pertunjukan seni yang coba mengawinkan gerak tari kontemporer berbasis tradisi yang dikolaborasikan dengan pola pengambilan gambar film bergaya Avant Garde. “Jadi, Marhalah yang berarti tahapan atau fase perjalanan merupakan pertunjukan seni yang mengalami tema kebebasan, rasa cinta yang universal serta menjadi bagian pertama dari karya trilogi yang sedang digarap oleh DianArza Dance Company,” imbuh Dian.
Pergelaran dancefilm “Marhalah” ini disutradarai Putra Agung juga melibatkan sejumlah pelaku seni dari Lampung dan Jambi. “Pentas seni “Marhalah” ini akan ditampilkan secara daring mengingat situasi sosial masih dalam pandemi Covid – 19. Namun semua itu tidak menghalangi DADC untuk terus berkarya," tandas Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung ini.
Di tempat terpisah, Designer Hasabi, menjelaskan, secara visual busana, pertunjukan Marhalah akan didominasi dengan penggunaan tiga warna yaitu putih, hitam dan abu-abu. Ketiga warna merupakan simbolisasi perjalanan manusia yang pernah salah, ragu dan belajar memperbaiki diri menatap masa depan.
"Kita mengusung busana bergaya vintage dengan tetap menghadirkan kegarangan sekaligus keanggunan edgy dalam pertunjukan Marhalah ini," terangnya mengunci perbincangan. (*).
Laporan: Nur/rls.
Editor: M Furqon.
Editor: Harian Momentum