MOMENTUM, Metro--Badan Pengawas Pemihan Umum (Bawaslu) Provinsi Lampung
mengharapkan partisipasi media massa untuk turut melakukan pengawasan dalam
Pilkada serentak 9 Desember 2020 mendatang.
Menurut Ketua Bawaslu Provinsi Lampung, Fatikhatul Khoiriyah,
jangkauan media dalam melakukan kontrol sosial sangat luas.
Sehingga mampu melihat, mendengar, serta menangkap objek
permasalahan yang sedang berlangsung.
"Jangkauan media sangat-sangat luas. Karena media mampu
menembus lini-lini yang tidak terdeteksi oleh kami. Oleh sebab itu, Bawaslu
mengajak media untuk bersama melakukan pengawasan dalam proses Pilkada serentak
ini," kata Fatikhatul Khoiriyah.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri sosialisasi pengawasan
kampanye bagi media massa se-Kota Metro, di Kecamatan Kartika, Rabu
(21-10-2020).
Menurut Khoir —sapaan akrabnya—, media massa mampu memberi dan
mengungkap informasi yang dicurigai. Termasuk soal terindikasi money politik
atau black campaign.
"Pemberitaan dugaan money politik di media bisa menjadi bahan
pengaduan ke Bawaslu. Asalkan ada data pendukung yang mengarah pada pelanggaran
Pilkada yang terstruktural, sistematis, dan masif. Maka pelanggar tersebut bisa
diberi sanksi sesuai kesalahannya," jelasnya.
Sementara, Ketua Divisi UKW dan Pendidikan PWI Provinsi Lampung,
Eka Setiawan mengatakan, peran media dalam mengawasi proses pemilu yang bersih
dan adil sangat dibutuhkan.
Menurut dia, media mampu memberikan pendidikan politik bagi
masyarakat, mengawasi kinerja penyelenggara pemilu dan pengawas pemilu hingga
tingkat bawah.
"Media harus bisa menangkis isu hoaks di medsos yang bisa
merugikan calon. Nah tugas media adalah memberikan kebenaran atas isu yang
dihembuskan oknum yang ingin menjatuhkan kandidat lain," katanya.
Dia berharap, netralitas media tetap dijaga. Terlebih pada
masa-masa perhelatan pesta demokrasi serentak tahun 2020 ini.
"Media tidak boleh berpihak kepada palson peserta Pilkada.
Media harus memberitakan semua visi-misi dan program setiap paslon kepada
masyarakat tanpa pandang bulu," imbaunya.(**)
Laporan: Adipati Opie
Editor: Agung Chandra W
Editor: Harian Momentum