MOMENTUM, Kendari--Arah listrik hijau Indonesia memerlukan roadmap terintegrasi yang jelas.
Hal itu disampaikan Menteri Pertambangan dan Energi era Kabinet Reformasi Pembangunan 1998 - 1999, Kuntoro Mangkusubroto, Senin (7-2-2022).
"Apalagi, 196 negara berkeinginan mengurangi energi fosil. Sehingga, musuh besar yang kita hadapi adalah transisi energi," kata Kuntoro pada seminar peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2022, di Hotel Claro Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.
Menurut dia, saat ini dunia sedang menghadapi perubahan besar, karena udara panas semakin meningkat.
"Semakin panas dari hari ke hari, tahun ke tahun," ujar Direktur Utama PLN 2000 - 2001 itu.
Dia menerangkan, jika panas bumi terus bertambah hingga mendekati 1,5 derajat celsius, maka akan menjadi petaka.
"Karena panas bumi bertambah akibat pembakaran karbon. Sehingga, dunia sepakat bahwa kita harus mengurangi penggunaan batubara," terangnya.
Selain itu, pembakaran karbon juga dipicu dari angkutan yang menghasilkan emisi. Sedangkan, Indonesia dapat tumbuh dan berkembang karena batubara.
"Karena itu, pemerintah perlu membuat roadmap nasional yang jelas, guna mengurangi penggunaan energi terbarukan pengganti batubara," harapnya. (**)
Editor: Vino Anggi Wijaya