MOMENTUM, Tanggamus--Banjir susulan kembali melanda di Kecamatan Wonosobo dan Semaka pada Kamis (27-10-2022).
Banjir di Wonosobo merendam ratusan rumah warga dan tempat sarana pendidikan. Akibat banjir itu, pihak sekolah terpaksa meliburkan siswanya, karena ketinggian air mencapai 30 hingga 50 cm.
Solihin, Kepala Satuan Pelaksana Layanan Pendidikan (KSPLP) Wonosobo mengatakan, ada empat SD dan satu SMP yang tergenang banjir.
"Sekolah terpaksa meliburkan siswanya dan untuk Asismen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tetap di laksanakan dengan cara lokasi di pindahkan di sekolah lain atau di tempat yang lebih tinggi," ujarnya.
Berdasarkan data, sekolah yang dilanda banjir yaitu, SDN Dadisari, SDN Dadimulyo, SDN 2 Banjarnegara, SDN Kalirejo dan SMPN 2 Wonosobo.
Dia melanjutkan, banjir juga menggenangi rumah warga di Pekon/Desa Banjarnegoro, Kalisari, Dadimulyo, Kalirejo, Banyuurip, Soponyono, Wonosobo, Sinarsaudara dan Wayliwok.
Banjir terparah di Pekon Kalisari, Banjarnegoro dan Kalirejo. Kedalaman air di dalam rumah mencapai 50 cm.
Sugiyem, warga Pekon Banjarnegoro mengatakan sudah memindahkan perabot rumah ke tempat yang tinggi ketika banjir mulai datang. Menurut dia, dalam sebulan sudah tiga kali banjir.
"Banjir kali ini merupakan susulan yang lebih besar dibandingkan satu hari sebelumnya," kata dia.
Begitu halnya di Pekon Kalisari, banjir merendam 200 rumah, ketinggian bervariasi antara 30 hingga 1 meter. Menurut Sujatman dan Yuda, mereka cukup was was banjir kali ini cukup besar.
Bahkan, warga harus waspada karena kemunculan dua ekor buaya di pemukiman pada Pekon Kalisari pada Selasa malam lalu.
Buaya berukuran tiga meter masuk melalui irigasi arah ke Way Semaka yang meluap hingga ke pemukiman warga. Banjir juga melanda kecamatan Semaka, banjir terparah di Pekon Kanoman. Ketinggian air mencapai 1 meter.
Ketinggian air di jalan menyebabkan kendaraan bermotor dan roda empat tidak dapat melintas.
Sementara banjir di Kecamatan Semaka meliputi Pekon Kanoman, Sudimoro, Sidodadi, Tugurejo dan Karangrejo yang umumnya berada di bantaran sungai Semaka. (**)
Editor: Agus Setyawan