Kendalikan Inflasi, Lampung Selatan Tanam Bawang Merah

img
Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto menghadiri gerakan serentak tanam bawang merah di Desa Ruguk, Kecamatan Ketapang.

MOMENTUM, Ketapang -- Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) melakukan gerakan serentak (gertak) tanam bawang merah di Desa Ruguk, Kecamatan Ketapang, Jumat 11 November 2022.
 
Gerakan tanam bawang merah itu melibatkan dua kelompok tani (poktan) dengan lahan seluas lima hektare di Ketapang.

Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Lampung Selatan, Bibit Purwanto, mengatakan penanaman bawang merah itu sebagai bentuk intervensi inflasi harga pangan di Lamsel tahun 2022.

Disebutkan, dasar hukum kegiatan itu adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134.07 Tahun 2022 tentang Belanja Wajib Penanganan Dampak Inflasi.

Selain itu, juga ada Peraturan Daerah Nomor 8 tahun 2022, 6 Oktober 2022 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022 serta Peraturan Bupati Lampung Selatan Nomor 71 tahun 2022, 6 Oktober 2022 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2022, jelasnya.

Selain bawang merah, kata dia, juga dilakukan pengembangan cabai merah keriting seluas enam  hektare yang melibatkan tiga poktan di Kecamatan Waysulan dan Ketapang.

Ditambah lagi dengan pengembangan cabai merah dalam polybag sebanyak 6.800 polybag untuk masing-masing empat kelompok wanita tani (KWT) di 17 Kecamatan, ujar Bibit.

Lebih lanjut, ia menyatakan, kegiatan gerakan serentak tanam bawang merah dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Lampung Selatan tahun 2022.

Selanjutnya, Bibit menyebutkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung tahun 2021, potensi bawang merah di Lamsel sebesar 8.000 kuintal. Terbesar di Kecamatan Ketapang, Penengahan dan Waypanji. Produksi bawang merah Provinsi Lampung sebesar 17.618 kuintal. "Lampung Selatan nomor urut 1,” ucapnya.

Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto yang di sela menghadiri kegiatan itu, menyerahkan penghargaan kepada Kantor BPP, kelompok tani, gapoktan, petani, serta penyuluh berprestasi.

Pada kesempatan itu, Nanang meminta kepada Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan untuk bersinergi dengan Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) guna menjaga stabilitas harga hasil pertanian.

Dengan adanya sinergi tersebut diharapkan dapat dirasakan manfaatnya oleh para petani sehingga para petani juga merasa terlindungi dan diayomi.

“Kita bekerja dalam dunia pertanian ini tidak bisa hanya sekedar ceremonial atau menggugurkan kewajiban saja. Namun kita harus dapat mengatasi persoalan inflasi didaerah kita dengan menjaga kestabilan harga dalam dunia pertanian khususnya,” pintanya.

” Jangan sampai kita yang memiliki penghasil cabai dan bawang merah menjadi daerah yang memiliki harga yang tinggi dalam penjualannya,” imbuhnya.

Untuk itu, dia meminta untuk menjaga gotong-royong dan kebersamaan dalam membantu menyejahterakan masyarakat dalam hal pertanian.

“Ini yang sangat penting, bagaimana merubah pola pikir untuk generasi anak cucu kita ke depan. Kalau ini tidak kita rubah cara kerja dan sistemnya berarti kita juga akan mewarisi yang tidak baik untuk anak-cucu kita,” ucapnya. (*)







Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos