MOMENTUM, Waypengubuan -- Mengusung tema I'm Ready To Contribute, Sekolah Lentera Harapan (SLH) Kampung Lempuyang Bandar, Kecamatan Waypengubuan, Lampung Tengah menggelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di tahun kedua.
Acara dimulai dengan menampilkan tarian, nyanyian dan kelihaian siswa dalam bermain musik. Setelah itu, para pengunjung dan orang tua wali murid diajak untuk menyaksikan pameran karya anak-anak di dalam mengembangkan Profil Pelajar Pancasila.
Pada gelar karya ini terdapat lima tema yang diusung. Yaitu, Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan Lokal, Rekayasa danTeknologi, Bangunlah Jiwa dan Raganya serta Kewirausahaan.
Beberapa yang mereka pelajari dan dipamerkan, diantaranya, mengolah minyak jelantah menjadi sabun dan lilin. Tujuannya, untuk mengurangi limbah minyak. Mereka juga diajarkan cara membuat media tanaman hidroponik dan membuat teknologi untuk menyiram tanaman secara otomatis menggunakan timer.
Selain itu, dalam pameran Gelar Karya P5 ini siswa siswi diajarkan bagaimana cara memulai sebuah usaha dengan menjual berbagai makanan kearifan lokal hasil masakan mereka sendiri.
Kegiatan yang dilaksanakan pada Kamis 7 Maret 2024, itu berbeda dari tahun sebelumnya. Pada tahun ini, Karya P5 digelar bersamaan dengan kegiatan Lentera Week of Art and Sport (WAS) dan Student Led Conference (SLC).
Lentera WAS adalah kegiatan perlombaan seni dan olahraga. Pesertanya, siswa-siswi dari SD dan SMP yang ada sekitar. Sedangkan SLC, kegiatan siswa siswi SLH menjelaskan kepada orang tua hasil belajar yang sudah mereka lakukan semester ganjil dan semester genap," ungkap Kepala SLH Bernardinus Dickson Carnegie Maloring, Rabu (20-3-2024).
Setiap siswa akan menyampaikan apa saja aktifitas belajar yang sudah dilakukan, pengalaman belajar yang paling menyenangkan atau paling sulit, dan apa yang menjadi tantangan maupun kedala dalam proses pembelajaran selama ini. Bahkan, para murid juga berefleksi dan membuat komitmen bagaimana untuk dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Karena, kata dia, setiap anak memiliki keunikan tersendiri, potensi dan talenta yang berbeda-beda. Itu sebabnya sekolah harus bisa memfasilitasi setiap keunikan siswa melalui pengalaman belajarnya.
"Setiap siswa juga harus mengalami apa yang mereka pelajari sehingga pembelajaran harus kontekstual. Sekolah perlu melatih anak-anak tidak hanya menghapal berbagai materi pembelajaran tetapi juga melatih mereka untuk bernalar dan berfikir kritis," imbuhnya.
Bernardinus menambahkan, saat ini pembelajaran tidak hanya melalui buku teks, begitu banyak sumber belajar yang bisa di akses. Pembelajaran juga tidak hanya di dalam kelas, karena lingkungan sekolah, alam dan potensi daerah dapat dijadikan media dan pendekatan untuk belajar.
"Setiap siswa juga harus mengalami apa yang mereka pelajari sehingga pembelajaran harus kontekstual. Sekolah perlu melatih anak-anak tidak hanya menghapal berbagai materi pembelajaran tetapi juga melatih mereka untuk bernalar dan berfikir kritis," imbuhnya.
Oleh karena itu, tambah dia, pembelajaran yang ada di SLH Waypengubuan lebih banyak pembelajaran yang berbasis proyek.
Pihaknya berharap, melalui kegiatan ini dapat terjalin komunikasi yang baik antara siswa dan orang tua. Selain itu pengawas sekolah, fasilitator Kurikulum Merdeka maupun pemerintah kampung dapat melihat potensi siswa siswi SLH Waypengubuan dan ikut mendukung perkembangan agar dapat menjadi berkat bagi masyarakat.
"Kita diharapkan, melalui kegiatan Gelar Karya P5 dengan tema I’m Ready To Contribute tidak hanya menjadi slogan. Melainkan siswa siswi dapat melihat bagaimana Tuhan menciptakan manusia dengan unik dengan potensi dan talentanya masing masing. Bahkan, mereka juga dapat melihat anugerah Tuhan yang luar biasa bagi desa mereka, mengenali potensi yang ada di daerahnya dan berkontribusi untuk mengembangkannya bagi kemuliaan nama Tuhan," katanya.
Hadir pada pelaksanaan Karya P5, Kepala Kampung Lempuyang Bandar, Fasilitator Kurikulum Merdeka Bordin, Pengawas SMP dan SMA, guru pendamping, Komite Sekolah, peserta lomba seni dan olahraga serta seluruh wali murid sekolah setempat. Tampak hadir juga sejumlah siswa dari Francis School dan Bona Ventura School yang ikut meramaikan dan berbagi pengalaman belajar. (*)
Editor: Muhammad Furqon