MOMENTUM, Bandarlampung--Gedung sekolah dasar yang rusak parah, ternyata tidak hanya di SDN 2 Jatibaru Kecamatan Tanjungbintang Lampung selatan.
Dua sekolah dasar di Kecamatan Tanjungsari, Lampung Selatan, kondisinya juga tidak kalah memprihatinkan. Yaitu, gedung SDN 2 Wonodadi dan SDN 5 Kertosari.
Yang menyedihkan, kerusakan gedung atau ruang kelas di ketiga SD negeri tersebut, seperti dibabaikan oleh pemerintah daerah. Buktinya, kerusakan tersebut berlangsung lama dan hingga kini belum juga diperbaiki.
Salah satu dewan guru di SDN 2 Wonodadi yang enggan disebut namanya mengatakan, terakhir sekolah tempatnya mengajar itu direnovasi pada 2008.
"Waktu itu pernah ada rehab pada tahun 2008, hingga sekarang belum ada perubahan perbaikan lagi, pihak sekolah sudah mengusulkan beberapa kali tapi hanya terbantahkan," kata dewan guru SDN 2 Wonodadi.
Baca Juga: Atap Bocor Parah, Tiga Ruang Kelas SDN 1 Jatibaru Tak Bisa Digunakan Lagi
Menurutnya, kondisi terparah kerusakan ada di bagian atap yang sering bocor saat hujan dan juga bangku sekolah yang kondisinya sudah rusak.
Sementara itu, kondisi di SDN 5 Kertosari dari penuturan penjaga sekolah, kondisi kerusakan pada bagian atap, plafon, bahkan lantai yang sudah jebol.
Kemudian pada saat musim penghujan, kondisi ruang kelas selalu bocor dan juga banjir bagian bawah, karena kondisi lantai retak dan jebol.
Dengan kondisi tersebut, mereka mengharapkan sekolahnya bisa segera mendapatkan bantuan renovasi, agar aktivitas belajar mengajar bisa berjalan tanpa hambatan.
Terpisah, anggota DPRD Lampung Selatan dari daerah pemilihan (Dapil) Tanjungsari, Tanjungbintang, dan Merbaumataram, Hamdani turut merasa prihatin dengan kondisi sekolah di wilayahnya yang rusak dan tak layak.
"Secara personal kami sudah sampaikan ke Dinas Pendidikan, bahkan dalam pembahasan LKPJ juga sudah disampaikan aspirasinya," kata Hamdani, Selasa (28-5).
Terkait sekolah-sekolah yang rusak tersebut, juga sudah menjadi catatan dalam perumusan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) tahun anggaran 2023, saat paripurna FPKB juga menyoroti sekolah yang memprihatinkan tersebut. (**)
Editor: Muhammad Furqon