MOMENTUM, Banda Aceh – Perseteruan antara Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara (SPUB) Regional 6 dan manajemen PTPN IV beberapa waktu silam, terkait pengisian jabatan pimpinan perusahaan dari luar Regional 6. Kebijakan ini yang akhirnya memacing pergerakan masa karyawan melakukan demonstrasi.
Kondisi tersebut menjadi perhatian Forum Komunikasi Putra Putri Indonesia Bersatu (FKPPIB). Forum putra putri karyawan BUMN ini menyayangkan kekeuhnya sikap manajemen PTPN IV yang tidak membuka ruang dialog bagi serikat pekerja yang menaungi ribuan karyawan Regional 6 KSO.
FKPPIB juga menilai manajemen PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV mengabaikan aspirasi SPBUN Regional 6 KSO dalam proses pengisian jabatan pimpinan di beberapa unit kerja.
"Kami memang tidak secara langsung memiliki hubungan dengan PTPN IV sebagai induk Subholding Palmco sebagai pemegang mandat PTPN III (Persero) untuk mengelola komoditas kelapa sawit. Sikap kami merupakan bentuk dukungan moral kepada pengurus dan anggota berbagai BUMN di seluruh Indonesia. Terkuhsus Provinsi Serambi Mekah," jelas Teungku Maulana Firman, Ketua FKPPIB Korda Aceh, Jumat 7 Juni 2024.
Menurut Firman, PTPN IV tidak menunjukkan itikad baik untuk membuka ruang dialog dan komunikasi dengan SPBUN Reg.6 KSO. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan terganggunya kondusifitas di kalangan pekerja, terkait transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengambilan keputusan.
Kekosongan jabatan dari Region Head, SEVP sampai dengan asisten (BOD-3 s.d BOD-1) sebelum terkentuknya subbholding Supportingco, "Para orang tua kami berjibaku dalam mempertahankan kinerja dan produktivitas agar tetap prima. Walaupun kosong beberapa posisi (jabatan), mereka dengan sukarela merangkap. Seorang Asisten Tanaman merangkap tugas memegang dua-tiga afdeling (areal) yang seyogyanya dipegang seorang asisten," jelas Ketua Bidang Hukum dan HAM Zainal Abidin saat diskusi pada Kamis malam, bersama para pimpinan.
"Setelah terbentuknya supportingco, jabatan disisi dari regional lain tanpa ada diskusi dengan SPBUN dan tidak mengakomodir potensi dari Regional 6 (eks.PTPN 1). Bak istilah "Terjajah dinegeri Sendiri," kata Abidin disambut teriakan para anggota "Kami Pejuang bukan Pecundang,", katanya.
Sebenarnya, jika boleh jujur eks. PTPN 1 banyak sumbangsih dalam pembentukan suportingco. Seperti, sebagian dana keutungan perusahaan dipergunakan biaya pembentukan subholding supportingco dengan nama induk PTPN 1. Tapi tragisnya, Eks. PTPN 1 jadi regional 6 KSO, masuk di PTPN IV. Kemudian jabatan startegis diisi dari regional lain, ini kuat akan nuasa politis.
"Kepada Holding Perkebunan Nusantara, PTPN III (Persero), saya minta memahami sejarah berdirinya Provinsi Istimewa Aceh, dan mengahargaan putra daerah jangan sampai gagal paham," kata Mahasiswa Fakultas Hukum Syaih Kuala ini.
"FKPPIB mendesak PTPN IV untuk kembali membuka ruang dialog dan komunikasi dengan SPBUN Reg.6 KSO untuk menyelesaikan persoalan ini dengan mengedepankan prinsip musyawarah dan mufakat," kata Firman.
Ia menambahkan, FKPPIB Korda Aceh juga mendorong PTPN IV untuk memberikan kesempatan kepada putra daerah untuk menduduki posisi pimpinan di unit kerja. Hal ini sejalan dengan semangat otonomi daerah dan pemberdayaan masyarakat lokal.
"Kami berharap PTPN IV dapat melihat ini sebagai peluang untuk meningkatkan sinergi dan kondusifitas di lingkungan perusahaan. Mari bersama-sama membangun perkebunan yang lebih maju dan sejahtera," kata Firman. (**)
Editor: Muhammad Furqon