Harianmomentum.com--Pemerintah
Republik Indonesia berkomitmen penuh untuk terus menjaga kedaulatan laut
Indonesia terus ditegakkan.
Hal ini bertujuan menjaga
keberlanjutan sumber daya ikan tetap lestari agar kesejahteraan dan
perekonomian nelayan terus menerus berkesinambungan.
Direktur Jenderal
Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja
mengatakan, guna mendukung hal tersebut, KKP melalui Direktorat Jenderal
Perikanan Tangkap (DJPT) meresmikan tempat pelelangan ikan (TPI) higienis di
Pelabuhan Perikanan Lempasing, Lampung.
"Bukan tanpa
alasan, revitalisasi TPI higienis yang menelan biaya Rp 1,56 miliar ini
bertujuan agar pasokan hasil perikanan tetap terjaga kualitasnya. TPI higienis
ini juga menghapus kesan TPI yang kotor dan sanitasi yang kurang layak," ungkap
Sjarief Widjaja saat meresmikan TPI higienis di Pelabuhan Perikanan Lempasing,
Rabu (20/12).
Sjarief menjelaskan,
apabila produksi perikanan terjamin mutunya, maka harga yang diperoleh akan
meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
nelayan.
Sjarief menyebutkan,
TPI higienis ini merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah guna
mendukung denyut perikanan di Lampung.
"Kita ingin
menghilangkan citra pelabuhan perikanan yang kumuh. Ikan harus dikelola dan
ditangani dengan baik dan tidak dibiarkan begitu saja di lantai sesuai regulasi
internasional," ujar Sjarief.
Dalam kesempatan yang
sama, pemerintah juga menyalurkan bantuan berupa kapal perikanan sejumlah 96
unit berukuran <30 Gross Tonnage (GT). Selain itu, KKP juga memberikan
bantuan alat penangkapan ikan ramah lingkungan sebanyak 310 paket berupa
gillnet millenium dan trammelnet dengan sebaran Kota Bandar Lampung (32 paket),
Kabupaten Lampung Selatan (35 paket), dan Kabupaten Lampung Timur (243 paket).
Selanjutnya Sjarief
menyatakan, bantuan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya
peningkatan kesejahteraan nelayan. Dirinya, kata dia, mendapat informasi bahwa
produksi perikanan di Lampung terus meningkat.
"Ini berkat
upaya Ibu Menteri dan kerja sama kita semua dalam mengusir kapal asing serta
pembenahan perizinan yang merupakan wujud nyata untuk menegakkan kedaulatan dan
keberlanjutan. Kini, ikan sudah banyak di laut, silakan bapak-bapak melaut dan
dioptimalkan dengan kegiatan penangkapan yang ramah lingkungan," ucap
Sjarief kepada ratusan nelayan di area TPI.
Lebih lanjut Sjarief
menegaskan, potensi perikanan di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.
Tahun 2013 potensi perikanan kita tercatat sebesar 7,31 juta ton, tahun 2015
meningkat menjadi 9,93 juta ton dan hasil yang menggembirakan tercatat pada
tahun 2016 menjadi 12,5 juta ton.
Sjarief menambahkan,
tidak hanya bantuan sarana penangkapan ikan, pemerintah juga memberikan bantuan
premi asuransi nelayan untuk 10.139 orang dengan total premi senilai Rp 1,77
miliar.
Adapun besaran
manfaat santunan asuransi nelayan, kata dia, akibat kecelakaan aktivitas
penangkapan ikan hingga Rp 200 juta apabila meninggal dunia, Rp 100 juta
apabila mengalami cacat tetap dan Rp 20 juta untuk biaya pengobatan. Sedangkan
jaminan santunan kecelakaan akibat selain aktivitas penangkapan ikan Rp 160
juta apabila meninggal dunia, cacat tetap Rp 100 juta dan biaya pengobatan Rp
20 juta.
“Program asuransi
nelayan ini sangat bermanfaat bagi nelayan. Saya mengajak bapak-bapak yang
hadir disini untuk segera mendaftar ke Dinas Kelautan dan Perikanan setempat
apabila belum terdaftar. Syaratnya nelayan dengan kapal di bawah 10 GT dan
memiliki kartu nelayan. Hanya dengan membayar Rp 175 ribu untuk satu
tahun," ungkap Sjarief.
Di saat yang
bersamaan, lanjut Sjarief, DJPT KKP juga menggandeng Bank Rakyat Indonesia
(BRI) untuk fasilitasi pendanaan nelayan melalui gerai permodalan nelayan.
Pemerintah senantiasa memberikan fasilitasi untuk membantu dan mempermudah
akses permodalan nelayan dengan perbankan. Tercatat nilai realisasi kredit di
Provinsi Lampung untuk nelayan sebesar Rp 22,93 miliar dengan jumlah debitur
mencapai 328 orang.
"Saya sangat
berharap, bantuan dari pemerintah ini dapat digunakan dengan baik oleh nelayan
untuk mendukung dan memajukan usaha nelayan yang berkelanjutan. Terima kasih
untuk kita semua yang telah menjaga segala sumber daya ciptaan Tuhan untuk
diolah dengan sebaik-baiknya serta menjauhi praktek penangkapan ikan yang
ilegal dan merusak. Jaya terus nelayan Indonesia," pungkasnya.
Sementara Sekretaris
Daerah Provinsi Lampung Sutono mengungkapkan, Lampung merupakan Provinsi yang
kaya dengan sumberdaya ikan, karena dengan potensi sumberdaya ikan sebesar
380ribu ton per tahun, yang dimanfaatkan baru sekitar 120ribu ton. Hal ini
berarti masih terbuka peluang pemanfaatan sumberdaya ikan sebesar 259ribu ton
atau 68,22 %.
"Oleh karena itu
saya menyambut baik untuk pengembangan usaha perikanan di Lampung mengingat
besarnya potensi, baik dari sub sektor Perikanan Tangkap maupun dari sub sektor
perikanan budidaya," kata Sutono.
Selanjutnya Sutono berpesan kepada nelayan untuk menunjukkan jiwa baharinya, sehingga dengan terus adanya perhatian dari pemerintah dapat mendorong para nelayan untuk terus bekerja dengan tetap memperhatikan sumberdaya ikan dan lingkungan sekitar sehingga dapat terus dirasakan oleh generasi penerus mendatang. (ira)
Editor: Harian Momentum