MOMENTUM, Bandarlampung--Belasan investor berniat untuk berinvestasi di Lampung. Niat itu ditandai dengan penandatanganan letter of intent (LOI) atau dokumen kesepahaman awal antara dua pihak sebelum membuat perjanjian formal.
Penandatanganan itu berlangsung dalam Lampung Economic Investment Forum (LEIF) yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan FOILA di di Ballroom Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (4-11-2025).
Berdasarkan data yang diterima, ada tujuh proyek investasi yang telah dilakukan penandatanganan LOI.
Untuk proyek pengembangan Terminal Betan Subing dan double track railways (jalur kereta api ganda): Nippon KOEI, PT Kobelco Trading Indonedia, Embassy of Belgium dan PT Mitsui Indonesia.
Kemudian, N Mark Castro Filipina untuk proyek Bakauheni Harbour City, PT Bukit Kiara Lestari untuk Pelabuhan Sebalang, Azwan Omar Malaysia untuk Agripark Kemiling.
Selanjutnya, untuk Floating Solar Power Plant (PLTS Terapung) di Wayjepara dan Margatiga terdapat empat perusahaan yang telah menandatangani LOI.
Yaitu PT Tanyoe Sentosa, PT Bakrie Power, Xurya Daya dan PT Magical Crystal Indo. Terakhir dua perusahaan untuk Proyek Pengembangan Kotabaru: PT Sinohydro Corp Ltd dan PT Tanyoe Sentosa.
Gubernur Rahmat Mirzani Djausal mengatakan, banyaknya perusahaan yang menandatangani LOI merupakan hal yang bagus untuk perkembangan investasi di Lampung.
"Capaian ini bagus menurut saya. Karena tahun lalu tidak ada LoI. Sehingga perlu kita tindak lanjuti supaya bisa terealisasi," kata Mirza, Rabu (5-11-2025).
Mirza mengatakan, dalam kegiatan tersebut, banyak pengusaha dan investor yang antusias untuk perkembangan ekonomi daerah.
Dalam forum itu, pemprov mengenalkan berbagai potensi besar Lampung di berbagai sektor, terutama pertanian, energi, dan industri hijau.
Bahkan, Lampung memiliki banyak komoditas unggulan, namun masih memerlukan penguatan di sektor hilirisasi industri agar memberikan nilai tambah.
"Kita banyak memiliki komoditas, tapi industri hilirisasi masih terbatas. Banyak investor yang tertarik pada energi hijau, termasuk pengembangan etanol dan solar shell," kata Mirza.
Dia pun menekankan pentingnya diversifikasi produk turunan dari jagung dan singkong, terutama untuk pengembangan etanol.
Dia menilai, hal itu akan memperluas pilihan bagi petani sekaligus memperkuat ketahanan industri lokal.
"Kita punya suplai komoditas yang sangat berlebih, ini yang menjadi daya tarik bagi investor. Secara kapasitas produksi, Lampung sangat layak untuk dilakukan industrialisasi," sebutnya.
Dia mengungkapkan, sudah ada beberapa perusahaan dari luar negeri yang akan segera melakukan survei ke Lampung. (**)
Berikut Daftar Investor Yang Tandatangani LoI:
Betan Subing Terminal
1. Nippon KOEI
2. PT. Kobelco Trading Indonedia
3. Embassy of Belgium
4. PT. Mitsui Indonesia
Double Track Railway
1. Nippon KOEI
2. PT. Kobelco Trading Indonesia
3. Embassy of Belgium
4. PT Mitsui Indonesia
Bakauheni Harbour City
1. N Mark Castro Filipina
Sebalang Port
1. PT Bukit Kiara Lestari
Agripark Kemiling
1. Azwan Omar Malaysia
Floating Solar Power Plant
1. PT Tanyoe Sentosa
2. PT Bakrie Power
3. Xurya Daya
4. PT Magical Crystal Indo
Kotabaru Lampung
1. PT Sinohydro Corp Ltd
2. PT Tanyoe Sentosa
Editor: Agung Darma Wijaya
