Harianmomentum.com--Memperingati Hari Buruh se-Dunia (May Day), ribuan buruh Lampung menggelar aksi di Tugu Adipura (Bundaran Gajah) Bandarlampung, Selasa (1/5/18).

Salah satu tuntutannya, agar Gubernur Lampung yang terpilih pada Pilgub 2018, menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP) setempat. Alasannya, UMP Lampung terlalu rendah.

“Siapapun gubernurnya kedepan, harus memperhatikan nasip buruh.  Kami ingin, UMP yang semula di kisaran Rp2 juta lebih dapat menjadi Rp3,7 juta, nominal tersebut yang menurut kami layak untuk upah minimum buruh saat ini,” jelas Koordinator aksi tersebut, Sapriyadi.

Ketua Federasi Serikat Buruh Karya Utama (FSBKU) itu juga mengatakan, saat ini masih banyak sekali buruh-buruh yang diupah jauh di bawah UMP.

“Pemerintah harus bertindak tegas terhadap perusahaan yang memberi upah dibawah UMP,” ujarnya.

Dia mengatakan, sebanyak 1800 buruh Lampung yang ikut dalam aksi terdiri dari 15 organisasi buruh dan mahasiswa.

Hal senada dikatakan oleh, Ketua Solidaritas Perempuan Sebay Lampung, Armayanti Sanusi. Dia juga berharap agar Gubernur Lampung terpilih dapat memprioritaskan nasib buruh.

Menurut dia, saat ini banyak masyarakat Lampung yang migrasi (pindah) mencari pekerjaan di luar negri lantaran kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan dan juga UMP yang minim.

“Dilampung ada 4000 lebih buruh migran (TKI) yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri. Karena mereka butuh makan, jadi apapun dilakukan. Mereka banyak yang tergiur karena mendengar gaji yang besar dari bekerja sebagai buruh migran,” jelasnya.

Aksi tersebut, turut dikawal ketat aparat kepolisian. Kapolresta Bandarlampung Kombes Pol. Murbani Budi Pitono menjelaskan bahwa pihaknya menerjunkan sebanyak 450 orang personelnya. Ditambah 400 orang personel shabara dari Polda Lampung.

“Saat ini ada puluhan anggota polwan kita yang melakukan kegiatan bakti sosial dengan membagikan air mineral (aqua) gratis kepada para buruh yang ikut dalam aksi memperingati MayDay ini,” jelasnya. (acw)